Waspada! Ini 7 Jenis Orang yang Tidak Layak Diajak Berdebat

Reporter: Arie Saputra Wijaya |

Editor: Fazlul Rahman |

Jumat , 12 Jul 2024 - 02:00

Berdebat adalah salah satu cara untuk bertukar ide, memperkaya wawasan, dan menemukan kebenaran.--Pixabay

6. Orang yang Suka Mengalihkan Topik

Dalam debat, beberapa orang cenderung mengalihkan topik pembicaraan ketika mereka merasa tidak nyaman atau tidak mampu menanggapi argumen lawan.

Mereka mungkin beralih ke topik lain yang tidak relevan untuk menghindari kekalahan atau ketidakmampuan menjawab.

Hal ini membuat debat menjadi tidak fokus dan tidak efektif.

Alasan Menghindari:

- Tidak Fokus: Pengalihan topik membuat debat kehilangan arah dan tujuan.

- Menghindari Inti Masalah: Mereka tidak berusaha menyelesaikan inti permasalahan yang dibahas.

7. Orang yang Dogmatik

Dogmatisme adalah keyakinan yang kaku dan tidak terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.

Orang yang dogmatik percaya bahwa pandangan mereka adalah satu-satunya yang benar dan menolak untuk mempertimbangkan perspektif lain.

Mereka sering kali tidak mau mendengarkan argumen yang bertentangan dengan keyakinan mereka.

Alasan Menghindari:

- Kaku dan Tidak Fleksibel: Ketidakmampuan untuk berubah membuat debat menjadi jalan buntu.

waspada! ini 7 jenis orang yang tidak layak diajak berdebat                            koranrb.id - berdebat adalah salah satu cara untuk bertukar ide, memperkaya wawasan, dan menemukan kebenaran.
namun, tidak semua orang layak diajak berdebat. ada individu-individu tertentu yang lebih baik dihindari dalam diskusi serius karena mereka cenderung merusak tujuan dari debat itu sendiri. 
berikut ini adalah beberapa karakteristik orang yang tidak layak diajak berdebat serta alasan mengapa mereka sebaiknya dihindari.
1. orang yang fanatik
fanatisme adalah keyakinan yang berlebihan terhadap sesuatu tanpa mempertimbangkan sudut pandang lain.
baca juga:tragis! ibu dan anak kandung ditemukan tak bernyawa di kepahiang, ini dugaannya 
orang yang fanatik cenderung keras kepala dan menolak segala bentuk bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka.
mereka seringkali memiliki pandangan yang sempit dan tidak terbuka untuk diskusi rasional.
dalam debat, mereka tidak mencari kebenaran, melainkan hanya ingin memperkuat keyakinan mereka sendiri.
alasan menghindari:
- tidak rasional: fanatisme menghalangi kemampuan berpikir kritis dan rasional.
- tidak terbuka untuk diskusi: mereka cenderung menolak argumen yang berlawanan, membuat debat menjadi tidak produktif.
baca juga:viral, pengakuan mahasiswi uinfas diganggu saat kkn! ini pengakuan kades air latak seluma
2. orang yang berorientasi pada kemenangan
beberapa orang berdebat bukan untuk mencari kebenaran atau solusi, tetapi semata-mata untuk menang.
mereka menggunakan berbagai taktik tidak jujur, seperti mengubah topik, menyerang pribadi (ad hominem), atau memanipulasi fakta.
fokus utama mereka adalah mengalahkan lawan debat, bukan memahami atau mencapai kesepakatan.
alasan menghindari:
- tidak etis: menggunakan taktik curang menghilangkan integritas debat.
- tidak produktif: fokus pada kemenangan mengalihkan tujuan utama debat, yaitu pencarian kebenaran.
baca juga:ini ciri pelaku tabrak lari tewaskan seorang kakek di kepahiang, polisi periksa cctv 
3. orang yang tidak berpengetahuan
berdebat dengan orang yang kurang pengetahuan tentang topik yang dibahas dapat menjadi sangat frustasi.
mereka mungkin memiliki pendapat yang kuat tetapi didasarkan pada informasi yang salah atau tidak lengkap.
selain itu, mereka mungkin tidak mampu memahami argumen kompleks atau bukti yang disajikan.
alasan menghindari:
- kurangnya pemahaman: kekurangan pengetahuan membuat debat tidak seimbang dan kurang bermakna.
- penyebaran misinformasi: mereka dapat menyebarkan informasi yang salah, memperburuk kebingungan.
baca juga:jangan salah kaprah, ini perbedaan antara komunitas motor dengan geng motor
4. orang yang emosional
orang yang terlalu emosional cenderung kehilangan objektivitas dalam debat.
emosi yang tinggi dapat mengaburkan penilaian mereka dan membuat mereka sulit menerima kritik atau sudut pandang lain.
mereka mungkin bereaksi dengan marah, defensif, atau menyerang secara pribadi ketika merasa terancam.
alasan menghindari:
- kurang objektivitas: emosi yang tinggi menghalangi kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional.
- mengarah ke konflik: debat yang emosional dapat berubah menjadi pertengkaran, bukan diskusi yang konstruktif.
baca juga:rindu sama biduan, residivis curi 4 hp di sekretariat kkn mahasiswa di bengkulu utara 
5. orang yang manipulatif
orang manipulatif menggunakan debat sebagai alat untuk memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi.
mereka mungkin menggunakan taktik seperti gaslighting, distorsi fakta, atau memutarbalikkan kata-kata untuk mengendalikan jalannya debat.
tujuan mereka adalah untuk mempengaruhi lawan debat secara tidak jujur.
alasan menghindari:
- tidak jujur: manipulasi menghilangkan transparansi dan kejujuran dalam debat.
- merusak kepercayaan: debat dengan orang manipulatif dapat merusak hubungan dan kepercayaan.
baca juga:resmi! ini nama paskibraka seluma yang lolos tingkat provinsi dan kabupaten
6. orang yang suka mengalihkan topik
dalam debat, beberapa orang cenderung mengalihkan topik pembicaraan ketika mereka merasa tidak nyaman atau tidak mampu menanggapi argumen lawan.
mereka mungkin beralih ke topik lain yang tidak relevan untuk menghindari kekalahan atau ketidakmampuan menjawab.
hal ini membuat debat menjadi tidak fokus dan tidak efektif.
alasan menghindari:
- tidak fokus: pengalihan topik membuat debat kehilangan arah dan tujuan.
- menghindari inti masalah: mereka tidak berusaha menyelesaikan inti permasalahan yang dibahas.
7. orang yang dogmatik
dogmatisme adalah keyakinan yang kaku dan tidak terbuka terhadap perubahan atau perkembangan baru.
baca juga:antik nala, satres narkoba polres lebong amankan 3 tersangka
orang yang dogmatik percaya bahwa pandangan mereka adalah satu-satunya yang benar dan menolak untuk mempertimbangkan perspektif lain.
mereka sering kali tidak mau mendengarkan argumen yang bertentangan dengan keyakinan mereka.
alasan menghindari:
- kaku dan tidak fleksibel: ketidakmampuan untuk berubah membuat debat menjadi jalan buntu.
- tidak terbuka untuk belajar: mereka tidak ingin belajar atau berkembang melalui diskusi.
dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berdebat seharusnya menjadi ajang untuk bertukar pikiran, belajar, dan mencari kebenaran.
baca juga:polres bengkulu tengah ungkap 3 kasus narkoba, ini identitas tersangkanya
namun, dengan orang-orang yang memiliki karakteristik di atas, tujuan ini sulit tercapai. oleh karena itu, penting untuk memilih lawan debat dengan bijak. 
menghindari debat dengan orang yang tidak layak tidak hanya menghemat waktu dan energi, tetapi juga menjaga kualitas dan produktivitas diskusi.
berdebatlah dengan mereka yang terbuka, rasional, dan memiliki niat yang baik untuk saling memahami dan berkembang.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Rakyat Bengkulu, Selasa 6 Agustus 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan