Implementasi Industri 4.0 Berdampak Positif Bagi Keberlanjutan Sektor Industri
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Andi Rizaldi.-foto: dok/koranrb.id-
Istilah Lighthouse Industri 4.0 mengacu pada perusahaan-perusahaan yang dipilih dan dinilai mampu oleh Kemenperin menjadi percontohan (role model) bagi industri lainnya dalam bertransformasi dan mengimplementasikan teknologi industri 4.0, serta memperoleh dampak finansial, operasional dan teknologi.
Program ini merupakan upaya Kementerian Perindustrian untuk mendorong perusahaan bertransformasi menuju industri 4.0.
Perusahaan yang dipilih sebagai Lighthouse Industri 4.0 didorong untuk bertindak sebagai mercusuar untuk memandu industri lain dalam implementasi sekaligus menghadapi tantangan dan peluang dari teknologi industri 4.0. Saat ini, terdapat 29 Lighthouse Industri 4.0 sektor manufaktur di Indonesia.
Pemilihan perusahaan Lighthouse Industri 4.0 tidak hanya berfokus pada penggunaan teknologi industri 4.0, namun bagaimana implementasi teknologi industri 4.0 tersebut dapat terbukti memberikan dampak finansial dan operasional yang juga memperhatikan aspek sustainability.
Antara lain penurunan penggunaan energi, peningkatan efisiensi kerja, penurunan konsumsi bahan industri, penurunan biaya operasional dan peningkatan produktivitas.
BACA JUGA:Sering Terasa Gatal Saat Konsumsi Nanas? Ini Penyebab dan Tips Meminimalisirnya
BACA JUGA:Manfaat Tidur di Bawah Jam 22.00 WIB, Salah Satunya Untuk Kesehatan Jantung
Teknologi industri 4.0 seperti otomatisasi, Internet of Things (IoT), dan digitalisasi memungkinkan pengelolaan proses produksi yang lebih cerdas dan hemat energi, sehingga menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial.
“Sebagai contoh, capaian aspek sustainability pada tiga perusahaan Lighthouse Industri 4.0, yaitu PT. Indolakto, PT Akebono, PT Pupuk Kaltim, memberikan bukti bahwa implementasi teknologi industri 4.0 dapat mendukung perusahaan dalam hal line efficiency, energy efficiency, operational cost efficiency, dan operational efficiency,” papar Andi.
Ia juga menyampaikan, Indonesia 4.0 Conference and Expo 2024 yang merupakan edisi ke-6 ini menjadi ajang membangun sinergi dan kolaborasi antar pihak dalam ekosistem industri 4.0 di Indonesia.
Meliputi pemerintah, pelaku industri dan asosiasi, start-up, perguruan tinggi dan akademisi, lembaga R&D, technology provider, konsultan, dan pelaku keuangan untuk mempercepat proses transformasi Industri 4.0, membangun jejaring, dan kerjasama dalam akselerasi proses transformasi Industri 4.0 di Indonesia.
Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri, Bambang Riznanto menjelaskan, Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024 akan berlangsung selama dua hari, 27 – 28 Agustus 2023.
Pada rangkaian kegiatan tersebut, pengunjung dapat melihat pameran dan konferensi serta menampilkan lebih dari 43 booth dan solusi teknologi terkini serta informasi terkait dukungan teknologi industri 4.0 untuk sustainability. Pengunjung juga dapat menikmati program lain, di antaranya Silent Conference dengan 10 panel menghadirkan 50 pembicara, Warehouse of Idea dengan menghadirkan 12 pembicara, serta Coaching Clinic yang dilakukan oleh 10 expert leaders di bidang transformasi digital.
“Perhelatan Indonesia 4.0 Conference & Expo 2024 merupakan wujud dukungan Kementerian Perindustrian bersama dengan PT Naganaya Indonesia, Asosiasi TIK Nasional, dan Dewan Transformasi Digital (Wantrii) dalam percepatan implementasi Industri 4.0 dan transformasi digital yang mendukung industri inklusif dan berkelanjutan,” urainya.(rls)