Harga Pertamax Turun hingga Rp750 Perliter
ANTRE: Kendaraan saat mengantre BBM di SPBU Kilometer 6,5 Kota Bengkulu, kemarin-- ABDI/RB
BENGKULU, KORANRB.ID – Awal September 2024, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax mengalami penurunan harga hingga Rp750 perliternya.
Saat ini harga Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar umum (SPBU) menjadi Rp13.550 perliter. Sedangkan di Pertashop menjadi Rp13.250 perliternya.
Ketua Umum (Ketum) Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) Steven meminta PT. Pertamina segera mensosialisasikan penurunan harga pertamax tersebut.
Dikarenakan, ini menjadi solusi bagi masyarakat di Provinsi Bengkulu, khususnya bagi masyarakat di pedesaan untuk mendapatkan BBM dengan harga terjangkau di Pertashop.
BACA JUGA:Waspada Virus Cacar Monyet
“Saya berharap, Pertamina dan Pemerintah Provinsi hingga tingkat kabupaten memberikan dukungan berupa sosialisasi mengenai keberadaan Pertashop ini,” sampai Steven, melalui seluler, Minggu, 1 September 2024.
Steven mengatakan, sedari 2020 hingga saat ini, masyarakat awam tidak memahami perbedaan Pertamini dan Pertashop.
“Ini kan menjadi masalah, padahal pertashop diperuntukan untuk mayarakat di pedesaan yang memang aksesnya kurang untuk mendapatkan BBM jenis yang baik.
Itulah alasan harga Pertamax berbeda dengan SPBU yang titiknya dekat dengan kota,” beber Steven.
BACA JUGA:Kadis Dikbud Seluma Pastikan Tidak Lakukan Pengerahan Massa, Siap Jelaskan ke Bawaslu
Diketahui, PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial dan Trading PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM Non Subsidi di wilayah Sumbagsel yang diberlakukan per 1 September 2024.
Dari penyesuaian harga yang dilakukan, pada bulan September 2024 ini harga BBM Non subsidi seperti Pertamax Series dan Dex Series mengalami penurunan. Penurunan harga ini baru berlaku pada 1 September 2024.
"September ini, semua harga BBM Non Subsidi Pertamina mengalami penurunan harga," kata Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari.
Ia menyampaikan, harga BBM Non-subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika.