7 Alasan Pasir Pantai Tidak Bisa Untuk Kontruksi, Simak Penjelasannya
Pasir adalah bahan yang sangat umum digunakan dalam konstruksi, baik untuk membuat beton, plester, maupun campuran material lainnya. --Abdi/rb
Pasir pantai mengandung garam dalam jumlah yang cukup tinggi karena asalnya dari lingkungan laut.
Garam merupakan musuh utama bagi bahan konstruksi, terutama beton dan besi.
Ketika pasir pantai digunakan dalam campuran beton, garam yang terkandung di dalamnya dapat merusak struktur bangunan dalam jangka panjang.
Garam memiliki sifat higroskopis, yang berarti dapat menarik kelembaban dari udara.
Korosi ini akan melemahkan tulangan besi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan retakan atau bahkan keruntuhan pada struktur bangunan.
Selain itu, garam juga dapat menyebabkan efflorescence, yaitu munculnya bercak putih di permukaan beton yang disebabkan oleh pengendapan garam yang larut dalam air.
BACA JUGA:Punya Rahang dan Gigi Kuat! Berikut 7 Hewan Pemakan Tulang
3. Ketidakstabilan Pasir Pantai
Kehadiran material organik ini dapat mengurangi stabilitas dan kekuatan beton. Selama proses penguraian, material organik ini dapat menciptakan rongga atau kekosongan dalam beton, yang mengurangi kekuatan strukturalnya.
Material organik juga dapat mempengaruhi reaksi kimia antara semen dan air dalam campuran beton, yang dikenal sebagai hidrasi semen. Reaksi ini sangat penting dalam proses pengerasan beton.
Jika terganggu oleh keberadaan material organik, proses ini mungkin tidak berjalan dengan optimal, mengakibatkan beton yang tidak cukup kuat atau tahan lama.
4. Regulasi dan Standar Konstruksi
Dalam industri konstruksi, ada standar yang sangat ketat mengenai jenis dan kualitas material yang boleh digunakan.
Pasir yang digunakan untuk konstruksi harus memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan oleh berbagai badan regulasi dan standar internasional.
Pasir pantai umumnya tidak memenuhi kriteria ini karena berbagai alasan yang telah disebutkan di atas.