Ini Sejarah Awal Nama Bulan dalam Kalender Masehi
Kalender Masehi, juga dikenal sebagai kalender Gregorian, adalah sistem penanggalan yang digunakan secara luas di seluruh dunia saat ini.--Pixabay
Maret adalah bulan yang dinamai berdasarkan Mars, dewa perang dalam mitologi Romawi. Maret adalah bulan pertama dalam kalender Romawi sebelum reformasi pada 153 SM, karena awal musim semi sering dianggap sebagai waktu untuk memulai kampanye militer setelah musim dingin yang panjang.
BACA JUGA:Sering Sakit Kepala Pasca Makan Daging Sapi ? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Mars adalah salah satu dewa yang paling dihormati oleh orang Romawi, sehingga bulan ini dianggap sangat penting.
4. April (Aprilis)
Ada beberapa teori mengenai asal usul nama April. Salah satu teori menyebutkan bahwa April berasal dari kata Latin "aperire," yang berarti "membuka," mengacu pada mekarnya bunga dan permulaan kehidupan baru di musim semi.
Teori lainnya menyatakan bahwa April dinamai untuk menghormati dewi cinta Yunani, Aphrodite, yang dalam mitologi Romawi disebut Venus. Bulan ini dianggap sebagai waktu ketika alam mulai hidup kembali setelah musim dingin.
5. Mei (Maius)
Nama Mei berasal dari nama dewi Maia, dewi kesuburan dan bumi dalam mitologi Romawi. Maia adalah ibu dari Hermes (Mercury dalam mitologi Romawi) dan dikaitkan dengan pertumbuhan serta kesuburan.
Bulan Mei dianggap sebagai waktu yang baik untuk pertanian dan kegiatan agraris lainnya.
6. Juni (Junius)
Juni dinamai berdasarkan Juno, istri dari Jupiter dan dewi pernikahan serta keluarga dalam mitologi Romawi. Juno adalah pelindung wanita dan kesucian pernikahan.
BACA JUGA:Ini 10 Jenis Ikan Sangat Mematikan Jika Salah dalam Memasaknya
Oleh karena itu, Juni dianggap sebagai bulan yang baik untuk menikah, sebuah tradisi yang masih berlanjut di beberapa budaya modern.
7. Juli (Julius)
Juli awalnya dikenal sebagai "Quintilis," yang berarti bulan kelima dalam kalender Romawi. Namun, setelah reformasi kalender yang menambahkan Januari dan Februari, Julius Caesar mengganti nama bulan ini menjadi Julius pada 44 SM untuk menghormati dirinya sendiri, setelah reformasi kalender Julian yang dia lakukan. Kalender Julian ini menjadi dasar bagi kalender Gregorian yang kita gunakan hari ini.