BUMDes Gilang Jaya di Kecamatan Air Periukan Seluma Budidaya Lebah Kelulut

MADU: Mahasiswa Universitas Bengkulu memperlihatkan madu hasil budidaya lebah gegelo atau kelulut.-foto: izul/koranrb.id-

SELUMA, KORANRB.ID - Kembangkan potensi madu, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Gilang Jaya yang berada di Desa Lubuk Gilang, Kecamatan Air Periukan membudidayakan lebah kelulut. 

Kerap disebut madu gegelo oleh masyarakat Serawai, lebah tanpa sengat ini sebenarnya tersebar sangat melimpah dan banyak dijumpai bersarang di areal perkebunan masyarakat di Kabupaten Seluma. Namun, selama ini keberadaannya belum dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah desa. 

Tahun ini, potensi tersebut dimanfaatkan oleh BUMDes Gilang Jaya, karena sebagai desa yang masuk dalam kawasan penyangga hutan, budidaya ini dapat menambah penghasilan bagi masyarakat. Karena apabila dibudidayakan di desa-desa yang berbatasan dengan kawasan hutan hasil produksi, madunya sangat melimpah. 

Kepala Desa Lubuk Gilang, Achmad Zaenuri mengakui desa yang dipimpinnya merupakan salah satu desa yang mengembangkan budidaya lebah tersebut.

BACA JUGA:13 Formasi Dokter di Bengkulu Utara Kosong, 550 Pendaftar CPNS di Bengkulu Tengah Gugur

BACA JUGA:Gandeng 100 Perusahaan, Job Fair 2024 Pemprov Bengkulu Sukses Digelar

“Awal tahun ini BUMDes memulai unit usaha ternak lebah madu gegelo atau kelulut. Melalui unit usaha ternak lebah madu, BUMDes Gilang Jaya terus berinovasi mengembangkan budidaya lebah,” katanya.

Bahkan saking potensialnya budidaya lebah jenis heterotrigona itama ini, Achmad mengaku sudah mencoba mengembangkannya hingga ke desa tetangga. Salah satunya dibudidayakan di Perumahan Pir Napal Jungur, Desa Napal Jungur, Kecamatan Lubuk Sandi. 

Dengan dukungan kawasan hutan yang masih asri menjadikan produksi panen madu melimpah. Ini terbukti dengan adanya panen madu trigona itama di Napal Jungur beberapa waktu lalu, dalam satu kotak ada yang menghasilkan madu lebih hingga dari 1 liter

"Tidak hanya itu, berkat keberhasilan membudidayakan ini, kita juga menggandeng pemuda dari sejumlah desa tetangga seperti dari Desa Talang Sebaris dan Desa Talang Giring untuk belajar mengelola dan memanfaatkan lebah madu,” papar Achmad.

BACA JUGA:Bapaslon Pilkada 2024 dan Simpatisan Mesti Ikut Aturan Main, Ini Kata Bawaslu

BACA JUGA:Bila Calon Tunggal Dikalahkan Kotak Kosong, Pilkada Ulang Akan Digelar Tahun Berikutnya

Untuk mempercepat proses pemasaran, ia juga mengaku memanfaatkan media sosial agar dapat menjangkau semua calon konsumen dari berbagai daerah. Hal ini terbukti dengan berhasilnya penjualan hasil madu dari BUMDes Gilang Jaya yang dikirim hingga ke luar pulau Sumatera. Untuk harga madunya per liter dijual Rp 600 ribu.

"Kita ada beragam media sosial, sehingga permintaan madu itu datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan ada yang pesan madu dari Nusa Tenggara Barat," ungkap Achmad Zaenuri. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan