Indonesia Dorong Target Perjanjian Dagang ASEAN dan Kanada Selesai 2025

DELEGASI: Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono mewakili Menteri Perdagangan RI memimpin Delegasi Indonesia pada Pertemuan The 29th AEM-Closer Economic Relations (CER) Consultation di Vientiane, Laos.-foto: kemendag/koranrb.id-

KORANRB.ID - Indonesia  mendorong  penyelesaian  perundingan  Perjanjian Perdagangan  Bebas  antara  ASEAN  dan  Kanada  (ASEAN - Canada  Free  Trade  Agreement/ACAFTA) secara  substansial  pada  2025.  

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal  Perundingan  Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono mewakili Menteri Perdagangan RI pada Pertemuan Konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN dan   Kanada (ASEAN Economic Ministers/AEM and Canada Consultations) ke-13  akhir pekan lalu di Vientiane, Laos.

Indonesia menjadi negara koordinator kerja sama sekaligus Ketua Runding   ACAFTA  dalam pertemuan konsultasi AEM dan Kanada ke-13 itu.

BACA JUGA:Gubernur Rohidin Tuntaskan Janji, 577 Rumah Ibadah, 167 Lembaga Sosial, 42 Sekolah Terima Hibah

BACA JUGA:PKL di Kota Bengkulu Sulit Ditertibkan, Satpol PP Sebut Sewa Lahan Parkir Jadi Akar Persoalan

“Indonesia  mendorong  para  negosiator  mempercepat  perundingan  ACAFTA  untuk  mencapai penyelesaian  secara  substansial  dalam  jangka  waktu  yang  layak  dan  disepakati  para  pihak, dengan  memprioritaskan  pertemuan  fisik  dan  pelaksanaan  pertemuan  intersesi.  Para  negosiator juga  perlu  lebih  bersikap  terbuka  dalam  menemukan  jalan  keluar  terbaik  dalam  perundingan negosiasi ACAFTA agar dapat diselesaikan tepat waktu pada 2025,” jelas Djatmiko. 

Perundingan  ASEAN  dan  Kanada  sangat  krusial  untuk  membangun  ekonomi  yang  lebih  kuat, tangguh,  inklusif,  dan  berkelanjutan.  Hal  ini  terutama  untuk  mendukung  terjalinnya  perjanjian kerja  sama  ASEAN-Kanada,  karena  Kanada  dapat  menjadi  mitra  perdagangan  bebas  ASEAN  yang pertama di kawasan Amerika Utara.

“ASEAN  dan  Kanada  harus  menemukan  titik  temu  atas  isu  baru  terkait  perdagangan  dan pembangunan berkelanjutan, fasilitasi perdagangan, isu-isu pertanian di bawah skema perdagangan barang, dan aturan asal barang. Indonesia selalu menekankan pentingnya pencapaian kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak,” papar Djatmiko.

BACA JUGA:5 Ciri-Ciri Orang Berbahaya Menurut Psikologi, Segera Cek, Mungkin Kamu Termasuk di Dalamnya

BACA JUGA:Ini Teknik Orang Jepang untuk Mengalahkan Kemalasan

Djatmiko menerangkan peningkatan dialog,  kapasitas,  dan  kerja  sama  melalui inisiatif Mekanisme Penyebaran Ahli (Expert Deployment  Mechanism/EDM)  sangat  diperlukan  dalam memberikan pemahaman yang sama antarpihak untuk mempercepat perundingan. 

Pertemuan  Menteri-menteri  Ekonomi  ASEAN  dengan  Kanada  merupakan  bagian  dari  rangkaian Pertemuan  AEM  ke-56.  

Sebelumnya,  Djatmiko  juga  hadir  dalam  pertemuan  dengan  mitra  dialog ASEAN  yang  berlangsung  pada  20 - 21 September  2024.  

Pertemuan-pertemuan  tersebut,  antara lain, AEM - Hongkong, China    Consultation; AEM-United States Trade Representative Consultation; AEM -India Consultation; AEM - Closer Economic Relations (CER) Australia and New Zealand  Consultation;  dan  AEM - Ministry  of  Economy,  Trade  and  Industry  (METI)  Jepang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan