Hingga Oktober 2024, PAD Pasar di Kaur Capai Rp145 Juta
LAYANI: Pedagang Pasar Inpres sedang layani pembeli. RUSMANAFRIZAL/RB--
Surat imbauan kepada para pedagang pasar kaget untuk berjualan di pasar induk sebenarnya sudah sering dilakukan, hanya saja banyak yang ngeyel sudah untuk di atur.
"Sebenarnya kita masih punya kendala, banyak sekali pasar kaget. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah turun-temurun jadi susah sekali ditertibkan," terang Endy.
BACA JUGA:445 Pendaftar PPPK Kaur Submit, Ini Rinciannya
BACA JUGA:November, MPP Kabupaten Kaur Diuji Coba
Sementara itu, proses serah terima bangunan lapak untuk para pedagang di Pasar Inpres Bintuhan kepada pihak ketiga selaku pengelola telah rampung dilakukan.
Sayangnya, sampai dengan saat ini lapak untuk para pedagang tersebut belum juga ditempati oleh para pedagang.
Pantauan RB di lapangan pedagang di Pasar Inpres Bintuhan lebih memilih untuk berjualan di lahan pribadi milik warga di belakang pasar Inpres dibandingkan berjualan di lapak yang telah di sediakan tersebut.
Akibat dari lapak yang enggan di tempati oleh para pedagang ini, pasar Inpres menjadi tambak begitu sepi terutama di pintu masuknya.
Para para pengunjung lebih memilih untuk berbelanja melalu pintu belakang pasar dibandingkan melalui pintu depan tersebut.
Untuk menertibkan para pedagang ini, kedepannya Disperindagkop kembali akan melakukan pemantauan langsung ke lokasi memantau langsung kondisi lapangan.
Memastikan alasan kenapa para pedagang enggan Menempati kios tersebut.
Tidak sedikit anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan lapak para pedagang tersebut. Total pagu anggaran untuk pembangunan mencapai Rp 2,7 miliar lebih yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2023.