Anggaran PMT Diambil dari BOK Tahun 2024 Dianggarkan Rp 13,1 Miliar

Kepala Dinkes Kabupaten Rejang Lebong, Dhendi Novianto Saputra, S.KM.-foto: dok/koranrb.id-

BACA JUGA:Peringatan Sumpah Pemuda di Balai Merah Putih, Pemuda Bangkit, Bersatu dan Berinovasi

Dalam sistem baru ini, waktu penanganan bisa menjadi sedikit lebih lama, karena membutuhkan proses pelaporan dan persetujuan. 

"Oleh karena itu, Dinas Kesehatan dan puskesmas harus memastikan agar prosedur pelaporan dilakukan dengan cepat agar tidak menghambat pemulihan pasien," terangnya.

Meski PMT sudah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, Dhendi mengakui bahwa keterlibatan pemuda dalam program perbaikan gizi dapat memberikan nilai tambah. 

Hingga saat ini, program PMT dan kegiatan perbaikan gizi sepenuhnya dijalankan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Belum ada organisasi pemuda atau komunitas lokal yang secara resmi terlibat dalam kegiatan ini.

Menurut Dhendi, pemuda memiliki potensi besar dalam membantu program perbaikan gizi masyarakat. Selain memiliki energi yang tinggi, pemuda juga cenderung lebih dekat dengan teknologi dan media sosial, yang dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya gizi dan kesehatan. 

Dengan keterlibatan pemuda, pesan kesehatan dapat disampaikan lebih efektif kepada masyarakat luas, terutama di kalangan generasi muda dan keluarga muda.

Dinkes Kabupaten Rejang Lebong membuka peluang untuk kolaborasi dengan organisasi pemuda atau komunitas lokal dalam program perbaikan gizi. Bentuk kolaborasi ini dapat berupa pelatihan bagi para pemuda agar memiliki pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan, yang kemudian bisa diterapkan langsung dalam kegiatan sosialisasi atau edukasi di masyarakat. 

"Para pemuda ini juga dapat membantu mengumpulkan data gizi masyarakat atau menjadi penghubung antara masyarakat dan puskesmas, terutama di daerah yang sulit dijangkau," bebernya.

Langkah selanjutnya yang dapat diambil Dinas Kesehatan adalah memformulasikan program kerja sama yang melibatkan pemuda secara aktif. Program ini bisa berbentuk pelatihan bagi pemuda mengenai pentingnya gizi, pengenalan akan tanda-tanda gizi kurang, hingga pelatihan untuk menyampaikan edukasi gizi kepada masyarakat. 

"Pemuda yang sudah terlatih ini nantinya bisa menjadi agen perubahan di desa atau kelurahan masing-masing, membantu memantau kondisi gizi masyarakat, memberikan informasi mengenai asupan makanan yang sehat, dan bahkan mengidentifikasi kasus-kasus gizi kurang di lingkungannya," jelasnya.

Kerja sama dengan pemuda juga diharapkan mampu memperluas cakupan program PMT. Dengan lebih banyak individu yang terlibat dalam upaya perbaikan gizi, edukasi mengenai pentingnya gizi tidak hanya akan menjangkau keluarga yang terdampak langsung tetapi juga masyarakat secara keseluruhan.

Edukasi yang diberikan secara konsisten dapat menciptakan kesadaran kolektif mengenai pentingnya gizi, yang dalam jangka panjang akan membantu mengurangi risiko gizi kurang di Kabupaten Rejang Lebong.

Program PMT dengan dukungan dana BOK di Kabupaten Rejang Lebong juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti balita dan ibu hamil. Intervensi gizi ini diharapkan dapat menekan angka kasus gizi kurang, serta meningkatkan kondisi kesehatan ibu hamil yang mengalami KEK. 

"Dalam jangka panjang, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh, mempersiapkan generasi muda yang sehat dan berdaya saing," kata Dhendi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan