Ungkapan Banyak Makan Jadi Bodoh, Apakah Benar? Cek Faktanya di Sini

Ungkapan 'banyak makan jadi bodoh' sebenarnya cukup umum terdengar di kehidupan sehari hari, terutama sebagai peringatan atau candaan --Pixabay

KORANRB.ID - Ungkapan 'banyak makan jadi bodoh' sebenarnya cukup umum terdengar di kehidupan sehari hari, terutama sebagai peringatan atau candaan yang dimaksudkan untuk mengingatkan seseorang agar tidak makan berlebihan.

Namun perlu diulik, apakah benar ada kaitannya antara jumlah makanan yang dikonsumsi dan tingkat kecerdasan seseorang? Cek faktanya disini

Secara budaya, banyak masyarakat yang menggunakan ungkapan ini sebagai bentuk ejekan ringan atau candaan. Misalnya, orang tua sering kali mengingatkan anak-anaknya untuk makan secukupnya, agar mereka tidak merasa lelah setelah makan. 

Konsep ini juga muncul di berbagai cerita rakyat dan tradisi lisan, di mana orang yang makan terlalu banyak digambarkan sebagai orang yang lamban, malas, atau kurang aktif. Hal ini menekankan bahwa makan berlebihan dapat berdampak negatif pada perilaku dan produktivitas seseorang.

BACA JUGA:Selingkuh dengan Jantan Lain! Berikut 6 Fakta Unik Burung Gambel's Quail

BACA JUGA:Mitos Burung Pipit di Sekitaran Rumah Pertanda Akan Ada Tamu, Ini Penjelasannya

Di beberapa budaya Asia, seperti di Indonesia, konsep ini mungkin juga terkait dengan nilai kesederhanaan dan pengendalian diri. Makan dalam jumlah besar dianggap kurang terpuji, terutama jika makanan yang dimakan berlebihan adalah makanan yang tidak menyehatkan atau tidak bergizi.

Maka, ungkapan ini juga bisa dianggap sebagai peringatan moral agar seseorang menjaga pola makan yang sehat.

Sisi Kesehatan

Dari segi kesehatan, ada beberapa dampak fisiologis yang terjadi ketika seseorang makan terlalu banyak. Setelah makan dalam jumlah besar, tubuh akan mulai mencerna dan memproses makanan tersebut, yang membutuhkan energi cukup besar. 

Proses pencernaan, terutama jika melibatkan makanan yang tinggi lemak atau karbohidrat, akan mengarahkan aliran darah ke sistem pencernaan.

Hal ini menyebabkan aliran darah di otak sedikit berkurang, yang bisa memunculkan rasa kantuk atau lesu. Kondisi ini dikenal sebagai postprandial somnolence, atau yang lebih populer disebut sebagai “food coma.”

Dalam kondisi food coma, seseorang mungkin merasa lamban dan mengalami kesulitan untuk fokus atau berpikir jernih. Efek ini tidak bersifat permanen, tetapi sementara dan akan hilang setelah tubuh selesai mencerna makanan. 

BACA JUGA:Jangan Dianggap Sepele, Ternyata Ini Manfaat Mengunyah Permen Karet

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan