Ungkapan Banyak Makan Jadi Bodoh, Apakah Benar? Cek Faktanya di Sini
Ungkapan 'banyak makan jadi bodoh' sebenarnya cukup umum terdengar di kehidupan sehari hari, terutama sebagai peringatan atau candaan --Pixabay
Meskipun makan dalam jumlah besar dapat membuat seseorang merasa lelah dan sulit berkonsentrasi, tidak ada bukti bahwa makan berlebihan secara langsung berdampak pada tingkat kecerdasan atau kinerja otak jangka panjang.
BACA JUGA:Beracun! Berikut 6 Fakta Boxfish, Ikan dengan Bentuk Unik
BACA JUGA:Geger Lahan Terbakar, Penghuni TK Aisyiyah Bustanul Athfal 04 Dibuat Panik
Namun, kebiasaan makan tidak sehat dalam jangka panjang bisa berdampak pada kesehatan otak. Misalnya, obesitas dan diabetes tipe 2, yang dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, diketahui berisiko merusak fungsi otak seiring waktu.
Kondisi kesehatan ini dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif dan penyakit seperti Alzheimer.
Selain itu, makanan tinggi lemak trans dan gula tambahan juga terbukti merusak neuron otak dan mempengaruhi plastisitas sinaptik, yang berperan penting dalam proses belajar dan memori.
Jadi, meskipun ungkapan “banyak makan jadi bodoh” tidak sepenuhnya akurat, ada beberapa sisi kesehatan yang patut diperhatikan.
Mengarah Mitos
Ungkapan ini sebenarnya lebih ke arah mitos daripada fakta. Efek “bodoh” atau rasa lesu setelah makan banyak hanyalah sementara, dan terkait dengan proses pencernaan serta jenis makanan yang dikonsumsi.
Maka, kita tidak perlu khawatir bahwa makan dalam jumlah besar sekali-sekali akan langsung mempengaruhi kecerdasan kita.
Namun, ungkapan ini bisa menjadi pengingat untuk menjaga pola makan yang sehat. Makanan yang bergizi seimbang, kaya protein, lemak sehat, dan serat, dapat memberikan energi yang lebih stabil dan membantu kita tetap fokus serta produktif. Makan secukupnya juga membantu kita merasa nyaman dan terhindar dari rasa lesu yang biasanya timbul setelah makan terlalu banyak.
BACA JUGA:Mahasiswa Wajib Tahu, Berikut Tips Menghilangkan Rasa Kantuk Saat Kuliah
Kesimpulannya, ungkapan “banyak makan jadi bodoh” mungkin bukanlah fakta ilmiah yang mutlak, tetapi mengandung nilai-nilai pengendalian diri dan kesehatan. Ungkapan ini dapat dianggap sebagai peringatan agar kita tidak makan secara berlebihan, baik untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental.
Dengan pola makan yang sehat dan seimbang, kita dapat tetap produktif dan menjaga kesehatan jangka panjang. Pada akhirnya, ungkapan ini bukanlah soal kecerdasan yang berkurang, melainkan tentang kesadaran kita terhadap kesehatan tubuh dan pengaruhnya pada fungsi otak serta suasana hati kita.