Seri Tulisan Hari Pahlawan 2024, PANGERAN ALI, DARI CAMAT PERANG SAMPAI BON PERANG
foto Pangeran Ali bersama cucunya: Drs. Damrah dan Sumiati.--istimewa
KORANRB.ID - Awal September 1896, hari masih pagi, seorang perempuan muda dengan menggendong bayi tergopoh-gopoh menuju pantai Asam Kumbang Painan Sumatera Barat.
Hari itu sesuai jadwal akan ada kapal layar yang akan berangkat menuju Inderapura.
Tampak wajah perempuan yang bernama Putri Gadimah itu murung, matanya sembab, berhari-hari ia menangis meratapi kematian suaminya Badu Gelar Kari Mudo dua minggu sebelumnya.
Tak lama kapal mulai berlayar, cuaca terang dan ombak tenang, tetiba kain gendongan bayi perempuan itu terlepas dan jatuhlah sang bayi ke laut.
BACA JUGA:Bappeda Kota Bengkulu Gelar Rakor Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia
"Ya Allah ujian apa lagi ini, dua minggu yang lalu suamiku Engkau panggil keharibaan-Mu, sekarang apakah anakku akan menyusul" batin Putri Gadimah yang langsung pingsan melihat bayinya terombang-ambing dibawa ombak. Beruntung bayi itu dapat diselamatkan oleh para penumpang.
Takdir anak manusia tak dapat ditebak, kelak dikemudian hari bayi mungil yang bernama lengkap Muhamad Ali Firman Alamsyah itu muncul sebagai tokoh dan berperan besar dalam perjuangan memerdekakan bangsanya.
MASA KECIL DI INDRAPURA
Walaupun Ali keturunan dari Marah Muhamad Bakie Gelar Sultan Firmansyah yang pernah menjabat Regent ke III di Inderapura, tapi Ali kecil tidaklah hidup bermewah-mewahan.
Ali hidup sederhana, sehari-hari sering membantu ibunya mencari uang dengan membantu nelayan menjual ikan di pelabuhan Inderapura.
Wajar saja nelayan kerap minta bantuannya dalam menghitung harga ikan setelah ditimbang, sebab Ali yang bersekolah di Schakel School Inderapura dikenal sebagai siswa yang cerdas apalagi dalam pelajaran ilmu hitung tapi saat kelas IV atau setahun sebelum tamat karena keterbatasan biaya, Ali harus berhenti sehingga tak mendapatkan ijazah.
MENUJU MARGA KETAHUN
Disuatu sore menjelang magrib di tahun 1920, Ali yang saat itu berusia 24 tahun menghadap ibunya.
BACA JUGA:Bappeda Kota Bengkulu Gelar Rakor Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia