Peringati Hari HIV/AIDS Sedunia, 155 Warga Bengkulu jadi Penderita
Kabid P2P Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian SKM, MSi--ABDI/RB
BENGKULU, KORANRB.ID – Peringatan hari Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome HIV/AID sedunia, yang jatuh 1 Desember 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat sepanjang 2024 sebanyak 155 kasus HIV/AIDS ditemukan Provinsi Bengkulu.
Diungkapkan, Kepala Bidang (Kabid) Program Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Bengkulu, Ruslian SKM, MSi, bahwa kasus HIV/AIDS paling banyak di Kota Bengkulu yakni 66 kasus. Kemudian diikuti Kabupaten Rejang Lebong.
“Untuk kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu kecuali Kaur.
Dari total kasus tersebut, lebih dari 60 persen penderitanya merupakan perilaku seks menyimpang,” sampai Ruslian.
BACA JUGA:Akhir Desember, Pemkot Bengkulu Evaluasi Kinerja OPD
Lebih lanjut, Ruslian mengatakan, selain disebabkan oleh Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), penularan juga disebabkan oleh penggunaan jasa dari Wanita Tuna Susila (WTS), pengguna narkotika melalui suntikan, dan lainnya.
“Selain penyebaran karena seks menyimpang, ada juga masyarakat umum yang menggunakan jasa WTS, suntikan narkotika dan sangat bermacam-macam,” ungkap Ruslian.
Selain itu, Ruslian juga menyebutkan, dari 2010 lalu, kasus HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu sendiri, terus ada di setiap tahunnya.
“Kalau sejak tahun 2010 hingga sekarang, angka positif HIV/AIDS di provinsi kita ini mencapai 1.092 kasus dari waktu ke waktu angka positif HIV/ADIS terus ada,” beber Ruslian.
BACA JUGA:Final, SKB CPNS Dilaksanakan di Asrama Haji
Atas itu, Ruslian menyampaikan, bahwa untuk memberantas HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu sendiri, harus dimulai dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang virus itu sendiri.
“Pengetahuan yang dimaksud, mulai dari mengenali apa itu HIV/AIDS, bagaimana cara penularannya, serta cara agar terhindar dari penularan penyakit tersebut,” kata Ruslian.
Ruslian juga menyampaikan, hingga saat ini upaya pencegahan penularan HIV/AIDS, masih terus menjadi salah satu fokus pihaknya.
“Seperti dengan melakukan skrining sekaligus sosialisasi pada populasi kunci.