Puskaki Bengkulu Desak KPU Rejang Lebong Evaluasi Sosialisasi Pilkada 2024
PLENO: Suasana pleno hasil penghitungan hasil pemungutan suara Pilkada 2024 di tingkat kecamatan beberapa waktu lalu. --Ari Saputra Wijaya
Selain itu juga, kenaikan jumlah pemilih yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) juga turut mempengaruhi tingkat partisipasi. Pada Pilkada 2024, DPT meningkat menjadi 208.094 jiwa, sedangkan pada Pilkada 2020 hanya sebanyak 193.462 jiwa. Meskipun jumlah pemilih meningkat, hal ini tidak serta merta berbanding lurus dengan jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya.
“Banyaknya pemilih baru, terutama yang tidak terlalu aktif dalam kehidupan politik, membuat angka partisipasi menjadi sedikit lebih rendah,” katanya.
Faktor ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara pemilu dan Paslon dalam melakukan sosialisasi. Sosialisasi yang kurang maksimal untuk pemilih baru, yang sebagian besar berada di kalangan pemilih pemula atau yang baru pertama kali memilih, bisa memengaruhi tingkat partisipasi mereka.
BACA JUGA:Dana Covid-19 Ikut Jerumuskan Mantan Kades di Bengkulu Utara ke Tahanan
Persepsi masyarakat terhadap Pilkada juga berperan penting dalam penurunan partisipasi. Seiring dengan berjalannya waktu, pemilihan kepala daerah sering kali dianggap kurang menarik dibandingkan dengan pemilihan legislatif atau presiden, yang dinilai lebih berpengaruh terhadap kebijakan nasional. Beberapa warga menganggap Pilkada hanya berkaitan dengan urusan lokal yang tidak terlalu berdampak pada kehidupan mereka secara langsung.
"Perubahan persepsi ini, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial dan ekonomi, juga mempengaruhi antusiasme pemilih untuk datang ke TPS. Kegiatan sosialisasi yang kurang menyentuh hati masyarakat atau kurangnya keberagaman pilihan Paslon juga menjadi salah satu pemicu apatisme dalam Pilkada kali ini,” bebernya.
Selain itu, jumlah Paslon pada Pilkada 2020 yang lebih banyak dibandingkan dengan Pilkada 2024 juga berkontribusi pada perbedaan dalam tingkat partisipasi. Pilkada 2020 diikuti oleh beberapa pasangan calon yang memiliki basis massa masing-masing, yang memungkinkan mereka untuk melakukan kampanye lebih masif dan melibatkan masyarakat lebih banyak. Sebaliknya, pada Pilkada 2024, jumlah Paslon yang lebih sedikit berpengaruh pada dinamika kampanye yang lebih terbatas.
Meski demikian, KPU Rejang Lebong tetap mengapresiasi partisipasi masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya. KPU Rejang Lebong, PPK, dan PPS di seluruh wilayah bekerja keras untuk mensosialisasikan Pilkada secara masif dan memastikan bahwa pemilih dapat memahami pentingnya memilih dalam rangka menentukan arah pembangunan daerah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024. Kami juga memberikan penghargaan kepada semua pihak, yang telah berupaya sekuat tenaga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, meski ada berbagai tantangan yang dihadapi,” jelas Buyono. (sly)