Cuaca Ekstrem, Nelayan di Pesisir Seluma Beralih Pekerjaan Sementara, Begini Saran Dinas Perikanan
AKTIFITAS: Nelayan Pasar Seluma tampak hendak berangkat melaut. ZULKARNAIN/RB--
Untuk diketahui, asuransi dari BPJS Ketenagakerjaan penting bagi para ahli waris, mengingat saat ini mengurus biaya mengurus kematian cukup tinggi, terlebih lagi jika harus menyewa ambulans, biaya pemakaman hingga pelaksanaan tradisi maupun ritual keagaaman yang dilakukan oleh ahli waris.
Rincian yang didapat yakni ahli waris akan mendapatkan total dana sebesar Rp42 juta.
Jika dirincikan, yakni santunan kematian sebesar Rp20 juta, biaya pemakaman Rp10 juta dan santuan selama 2 tahun yang diberikan sekaligus sebesar Rp12 juta.
BACA JUGA:Belum Ditemukan Aliran Sesat di Kabupaten Lebong, Kesbangpol: Tetap Kita Waspadai
BACA JUGA:Stabilitasi Sembako Berhasil, Pemkab Bengkulu Utara Waspada Kenaikan Harga Pekan Depan
Kemudian jika nelayan yang meninggal memiliki anak, makan akan mendapatkan beasiswa maksimal untuk 2 orang anak. Dengan limit maksimal Rp174 juta.
Beasiswa ini akan didapat anak secara berkala sesuai dengan tingkat pendidikan, batasnya hingga usianya 23 tahun / sudah menikah/sudah bekerja.
Adapun syarat yang harus dipenuhi yaitu menyiapkan Kartu Perserta BPJS Ketenagakerjaan, Kartu Keluarga Tenaga Kerja dan Ahli Waris, KTP Nelayan dan Ahli Waris, Surat keterangan kematian dari pejabat yang berwenang, Surat keterangan ahli waris dari pejabat yang berwenang, Buku Tabungan.
Sementara itu, sejumlah nelayan di pesisir Kabupaten Seluma, terutama Desa Pasar Seluma Kecamatan Seluma Selatan memang sudah enggan melaut lantaran hasil tangkapan nelayan berkurang.
Sebagai opsi, mereka melakukan alih pekerjaan memungut brondolan biji kelapa sawit.
Hal ini dibenarkan Ketua Kelompok Nelayan Desa Pasar Seluma, Ikhwan.
BACA JUGA:Dana Banpol di Mukomuko Tahun 2025 Mendatang Naik 100 Persen Jadi Rp1,1 Miliar
BACA JUGA:Wabup Lebong Minta APH Usut Dugaan Pungli Prona
Menurutnya gelombang tinggi dan angin kencang membuat nelayan pesisir barat Seluma, lebih memilih menjadi buruh harian lepas, seperti buruh pemanen kelapa sawit atau memungut berondolan biji sawit, lantaran harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit saat ini masih tergolong tinggi.
"Gelombang laut lagi tinggi Mas, bisa sampai empat meter sekarang. Sebagian nelayan kita jadi tukang bangunan, bahkan banyak juga yang menjadi buruh panen kelapa sawit," tutur Ikhwan