Sikapi Polemik PT AIP Seluma, Perusahaan Bandel Dilapor ke Pusat

Wakil Ketua (Waka) I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Seluma, Samsul Aswajar, S. Sos --zulkarnain wijaya/rb

Pada tahun 2022 mencapai 458 kasus, tahun 2023 mencapai 366 kasus dan tahun 2024 sejauh ini mencapai 425 kasus, kemungkinan jumlah tersebut semakin bertambah lantaran bulan Desember masih dalam proses perjalan.

"Dari 10 penyakit tertinggi ditangani Puskesmas Tumbuan, penyakit ISPA memang selalu tertinggi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Tahun 2022 lalu termasuk paling banyak yakni 458 kasus dibandingkan 2 tahun terakhir,"sampai Santoso.

Santoso menjelaskan bahwa penyakit ISPA merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, mulai dari hidung hingga paru-paru, dalam jangka waktu yang relatif singkat. 

Adapun penyebab penyakit ISPA banyak ragamnya, mulai dari infeksi virus seperti influenza, rhinovirus, adenovirus, dan coronavirus. Alergen seperti serbuk sari, bulu hewan, atau bahan kimia yang mengiritasi saluran pernapasan. Termasuk polusi udara dari paparan asap. Anak-anak, lansia, atau penderita penyakit kronis lebih rentan terkena ISPA.

"Banyak penyebab terjadinya ISPA, kalau dari asap memang bisa saja namun dari faktor penyebab lainnya juga berpeluang cukup besar. Jadi kita tidak bisa menyimpulkan langsung bahwa penyebabnya karena asap,"ungkap Santoso. 

Adanya dugaan limbah CPO dari PT AIP juga membuat sebagian masyarakat resah, lantaran limbah diduga mengalir dan merusak ekosistem di aliran sungai gasan yang posisinya tepat melintasi pabrik PT AIP.

Dari penjelasan warga, sebelum adanya pabrik PT AIP, aliran sungai gasan memiliki warna yang cukup jernih . Namun saat ini kondisinya sudah berubah 180 derajat. Aliran Sungai Gasan menjadi keruh dan cenderung berwarna coklat kehitaman disertai buih.

 Hingga saat berita ini diturunkan, pihak perusahaan membantah adanya dugaan asap maupun limbah CPO tersebut. Humas PT AIP, Raffles mengaku hasil pengolahan di pabrik memang mengeluarkan asap, namun itu berasal dari kerjel saat proses steam dilakukan, setelah itu dilakukan maka kualitas udara sudah normal lagi, bahkan mereka mengklaim sudah melakukan uji kualitas mutu udara dan hasilnya masih dibawah ambang batas.

“Mengenai asap itu dari kernel kita memang saat steam akan ada asap nya, tetapi setelah itu sudah normal lagi, dan sudah dilakukan uji kualitas mutu udara bang,”sampainya

Sementara itu mengenai dugaan limbah yang mencemari anak sungai, disampaikan Rafles bahwa  itu kasus sudah lama, DLH juga telah mengunjungi PT AIP dan dikatakannya tidak ada pencemaran limbah.

“Ooo mengenai limbah sudah tidak ada lagi bang, itu kasus lama pada tahun lalu, DLH juga sempat kunjungan dan tidak ada pencemaran limbah lagi bang, sudah clear kemarin,”pungkas Raffles.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan