Perkelahian Pelajar Berujung Maut, Dampak Buruk Bagi Pendidikan di Bengkulu Selatan
LOKASI: TKP pembunuhan yang dilakukan pelajar Bengkulu Selatan beberapa waktu lalu.-foto: rio/koranrb.id-
KORANRB.ID – Perkelahian maut oleh pelajar dan berujung maut di Bengkulu Selatan memberikan dampak buruk bagi dunia pendidikan di Bengkulu Selatan. Insiden tersebut menuai sorotan tajam dari pihak sekolah.
Bahkan TKP menjadi tempat nongkrong siswa dan sering menimbulkan kerusuhan.
Menanggapi kejadian ini, pihak SMAN 1 Bengkulu Selatan yang berdekatan dengan lokasi kejadian langsung mengambil langkah cepat untuk mengumpulkan siswanya.
Wakil Kepala SMAN 1 Bidang Kesiswaan, Cipto Waluyo mengatakan sekolahnya selama ini sudah sering memperingatkan siswa untuk tidak sering berkumpul di lokasi tersebut.
"Tempat kejadian ini memang sering dikunjungi oleh anak-anak saat sekolah atau setelah pulang sekolah. Tindakan dari sekolah sebenarnya sudah dilakukan, seperti mendatangi lokasi dan memberikan peringatan, tetapi kembali lagi ke siswa dan pengawasan dari orangtua," jelas Cipto, Kamis 16 Januari 2025.
BACA JUGA:Politisi Hebat dan Bapak Pembangunan Mukomuko Berpulang, Pemkab Gelar Salat Gaib serta Yasinan
BACA JUGA:Pelantikan Helmi-Mian Sebagai Gubernur dan Wagub Bengkulu Sudah Diusulkan ke Presiden
Cipto juga mengonfirmasi salah satu terduga pelaku dalam insiden perkelahian ini adalah siswa dari SMAN 1 Bengkulu Selatan. Meski demikian, pihak sekolah belum mengambil langkah tegas terhadap siswa tersebut, menunggu proses hukum dari kepolisian.
"Untuk tindak lanjut terhadap siswa ini, kami masih menunggu proses dari pihak kepolisian. Jika nanti sudah ada keputusan hukum, barulah kami bisa mengambil langkah lebih lanjut," tegasnya.
Senada dengan itu, Wakil Kepala SMAN 3 Bengkulu Selatan Bidang Kesiswaan, Mardianto, juga menyatakan pihaknya tengah mencari kebenaran terkait dugaan keterlibatan siswanya dalam perkelahian maut tersebut.
Mardianto mengungkapkan bahwa pihak sekolah selalu melakukan pembinaan kepada siswa untuk mencegah perilaku menyimpang.
"Kami rutin memberikan pembinaan kepada siswa, khususnya setiap hari Senin dan Jumat, agar mereka tidak menyimpang dari aturan. Namun, usia remaja memang rentan terhadap pengaruh lingkungan," ujar Mardianto.
BACA JUGA:Uang Hasil Kebun Sawit Ilegal dari Hutan Mukomuko Terus Mengalir, APH Tetap Diminta Usut Tuntas
BACA JUGA:Evaluasi THL 42 OPD Pemprov Bengkulu Tunggu Keputusan Plt Gubernur