Petani Sawit Tagih Janji Pendirian Pabrik CPO Mini
ANTRE: Antrean mobil truk yang membawa TBS kelapa sawit ke salah satu pabrik CPO di Bengkulu Selatan. FOTO: RIO/RB--
KOTA MANNA, KORANRB.ID - Petani kelapa sawit Bengkulu Selatan (BS) masih kesulitan menjual Tandan Buah Segar (TBS) ke pabrik CPO. Sebab di Kabupaten BS hanya ada 2 pabrik CPO yang beroperasi. Oleh sebab itu, warga pertanyakan janji Bupati BS, Gusnan Mulyadi untuk mendirikan pabrik CPO mini di setiap desa.
Saat kampanye politik kepala daerah tahun 2020 lalu, Gusnan Mulyadi menjanjikan program bagi masyarakat petani soal pabrik CPO mini. Janji Gusnan ini bukan tanpa dasar, ia melihat potensi sawit di BS cukup besar, sedangkan pabrik sangat sedikit.
Hanya saja janji tersebut hingga saat ini belum terlaksana. Salah satu petani kelapa sawit BS, Budi Putra (45) mengungkapkan keluh kesah petani sawit saat ini. Harga jual TBS tidak menentu, dan lebih banyak turun, bahkan TBS pernah menyentuh di harga Rp 1 ribu/kilogram.
BACA JUGA:Guru Belum S-1 di Desa-desa Bakal Diangkat Jadi ASN, Khusus Bagi Sudah Lama Mengabdi
Namun petani sawit tetap menjual harga TBS tersebut ke pabrik, karena tidak ada pilihan lain. “Kalau bupati tepati janji, katanya akan ada pabrik CPO mini. Kalau ada pabrik itu mungkin bisa memakmurkan petani sawit. Tapi sekarang belum ada,” ungkapnya.
Para petani sawit sangat berharap ada bantuan pemerintah terkait harga jual TBS. Menurut Budi, kalaupun tidak ada pabrik CPO mini, setidaknya harga TBS kelapa sawit bisa bertahan di angka Rp 2.500/kilogram. “Bagaimana caranya kami serahkan ke pemerintah,” ujarnya.
Senada disampaikan petani sawit lainnya, Didi (52). Ratusan petani sawit menurutnya masih menunggu janji bupati terkait pabrik CPO mini.
BACA JUGA:Gagasan Gubernur Rohidin Mersyah : Kolaborasi Lintas Generasi
Harapan warga, sambung Didi, ada kemajuan petani sawit dengan kepemimpinan Gusnan dan Rifai. Namun nyata janji tersebut belum terlaksana.
“Pabrik CPO mini? Bentuknya saja kami belum lihat. Apa yang mau dijanjikan,” ucapnya.(tek)