Mitigasi Penularan Covid-19, Dinkes Minta Warga Terapkan Protokol Kesehatan
Joni Haryadi Thabrani--ALVIN/RB
“Harapannya dari pemerintah ada sosialisai, karena penting untuk mengetahui gejalanya,” tutupnya.
Sementara itu, momentum libur panjang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) dibayangi lonjakan kasus Covid-19. Namun pakar memandang belum diperlukan mekanisme pengetatan protokol kesehatan (prokes).
Anjuran tersebut disampaikan Direktur Pasca Sarjana Universitas Yarsi sekaligus mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama. Dia mengatakan dengan data yang ada sampai sekarang, maka kebijakan pengetatan protokol kesehatan secara umum belum perlu diberlakukan.
’’Tapi tetap ada beberapa anjuran bagi anggota masyarakat menyambut momen Nataru kali ini,’’ katanya kemarin (15/12). Yakni dengan tetap menjaga pola hidup sehat. Kemudian mengkonsumsi makanan bergizi, istirahat cukup, lakukan aktifitas fisik dan olahraga teratur, serta rajin cuci tangan.
BACA JUGA:Lepas Salat Jumat, Pria di Kepahiang Ditemukan Tak Bernyawa di Rumah Anak
Anjuran berikutnya adalah kepada masyarakat yang sedang infeksi saluran nafas seperti batuk, demam, pilek untuk selalu memakai masker. Tujuannya supaya tidak menulari orang lain. Bahkan jika diperlukan, mereka dengan gejala itu melakukan tes antigen atau PCR.
’’Kalau hasilnya positif Covid-19, maka lalukan isolasi mandiri dan konsumsi obat bila diperlukan,’’ jelas guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu. Bagi para lansia serta masyarakat yang komorbid, dianjurkan menggunakan masker saat berada di kerumunan.
Tjandra menegaskan Virus Covid-19 terus berkembang menghasilkan varian-varian baru. WHO secara rutin melakukan pemantauan varian itu. ’’Sementara itu, varian yang kini tercatat paling banyak beredar adalah EG.5,’’ kata dia. Varian ini dilaporkan dari 89 negara di dunia dan merupakan 51,6 persen dari sekuen genom yang dikirimkan ke GISAID.
Di bagian lain, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub menggelar ramp check bus antar kota antar provinsi (AKAP) serta bus pariwisata. Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Hubdar Kemenhub Danto Restyawan mengatakan, ramp check dilakukan demi memastikan kelaikan armada demi keselamatan dan keamanan transportasi.
’’Ramp check tidak hanya dilakukan menjelang angkutan Nataru saja namun pengecekan secara rutin dan mandiri dilaksanakan juga oleh PO Bus,’’ katanya.
Hingga kemarin (13/12) sedikitnya 21.679 bus telah dilakukan pemeriksaan kelaikan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14.321 diizinkan operasional. Kemudian ada 4.610 armada mendapat peringatan perbaikan, 1.833 armada kena tilang dan dilarang operasional. Selain itu ada 915 armada dilarang operasional.
Asia Tenggara Waspadai Lonjakan Covid-19
Kasus Covid-19 di negara-negara Asia Tenggara mulai merangkak naik. Utamanya di Malaysia, Singapura, Thailand dan Indonesia. Negara-negara tersebut mulai memberlakukan aturan pencegahan penularan. Baik di titik masuk internasional atau mengaktifkan lagi kebijakan untuk menggunakan masker.
Di Indonesia, berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan kemarin (15/12) terpantau ada 1.721 kasus aktif dengan 336 angka penularan baru. Itu masih lebih rendah dibandingkan angka penularan di Malaysia. Kasus Covid-10 di negeri Jiran tersebut pada tanggal 3-9 Desember mencapai 12.757. Itu naik dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya.
Data Kemenkes Singapura (MOH) di lain pihak menjelaskan bahwa kasus Covid-19 pada 26 November-2 Desember menjadi 32.035. Itu mengalami kenaikan dibandingkan pekan sebelumnya yang hanya 22.094 kasus. MOH menegaskan bahwa pasien yang sampai rawat inap ataupun berada di unit perawatan intensif (ICU) tidak sebanyak selama pandemi.