Belum Sebulan, 2 Kasus Bunuh Diri di Kepahiang, Terkait dengan Kemiskinan?
BUNUH DIRI: Kasus bunuh diri meningkat di Kepahiang, terakhir terjadi di Kelurahan Pasar Ujung Kecamatan Kepahiang --
Kondisi ekonomi sulit karena hasil panen kopi yang tak kunjung membaik, ikut memperparah kehidupan sebagian besar masyarakat Kepahiang. Kondisi di atas, berbanding lurus dengan angka kemiskinan yang baru saja dirilis BPS Kabupaten Kepahiang 2023.
BACA JUGA:Lagi, Mahasiswa di Bengkulu Meninggal Gantung Diri! Ditemukan Bapaknya Saat Pulang Ronda
BPS mendata, tingkat kemiskinan di Kepahiang sepanjang 2023 ini mencapai 14,12 persen. Artinya, ada 20.320 jiwa penduduk miskin di Kabupaten Kepahiang yang masih memerlukan perhatian serius. Dengan angka kemiskinan di atas, tingkat kemiskinan di Kabupaten Kepahiang berada di peringkat 6 tertinggi se Provinsi Bengkulu.
Masih kalah dibanding dengan Kabupaten Bengkulu Utara dengan 11, 29 persen, Lebong 11,15 persen, Mukomuko 10,76 persen dan Bengkulu Tengah 9,40 persen. Angka stunting di Kabupaten Kepahiang juga memprihatinkan.
BACA JUGA:Pedagang Martabak Telur Ditemukan Meninggal Gantung Diri
Hasil pendataan Kementerian Kesehatan RI dengan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, terdapat 24,9 persen anak stunting di Kepahiang. Jumlah tersebut, justru meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 22,9 persen.
Tahun ini? Berdasarkan data aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Provinsi Bengkulu per Juni 2023 jumlah balita (bawah lima tahun) terindikasi stunting di Provinsi Bengkulu tercatat sebanyak 2.227 balita, dari jumlah keseluruhan balita 49.576 balita.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Mahasiswa Semester III IAIN Curup Ditemukan Gantung Diri
Di Kepahiang, dari 3.844 balita terdapat 390 balita stunting. Sejauh ini, Pemkab Kepahiang menargetkan tahun 2023 ini bisa menekan angka stunting hingga 5 persen lebih dari angka stunting 2022. (oce)