BKKBN Bengkulu Perkuat Program BKL Hadapi Penuaan Penduduk
LANSIA: Selain Bina Keluarga Lansia (BKL), Sekolah lansia Bengkulu juga merupakan program atau kegiatan yang dirancang khusus untuk menyediakan pelatihan dan pendidikan kepada orang yang sudah memasuki usia lanjut atau lansia di Bengkulu. IST/RB--
KORANRB.ID – Fenomena penuaan penduduk (aging population) mulai menjadi perhatian serius di Provinsi Bengkulu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2035 mendatang jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia diproyeksikan mencapai lebih dari 11 persen dari total populasi. Kondisi ini menjadi tantangan baru di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Menjawab situasi tersebut, BKKBN Provinsi Bengkulu mendorong penguatan kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) sebagai strategi menghadapi peningkatan jumlah lansia.
Program ini diharapkan mampu menjaga para lansia agar tetap sehat, produktif, dan mandiri di masa tua.
BACA JUGA:Pergantian Ketua DPRD Memanas, Gubernur Helmi Fokus Bantu Rakyat
BACA JUGA:Basarnas Bengkulu Tangani 32 Operasi SAR Laut, 27 Korban Meninggal
Sekretaris Perwakilan BKKBN Bengkulu, Nesianto, mengatakan tren pertambahan lansia di Bengkulu menunjukkan peningkatan setiap tahun.
“Jika tidak dipersiapkan dengan baik, penuaan penduduk dapat menjadi beban bagi keluarga dan negara.
Tetapi jika dikelola dengan tepat, lansia bisa menjadi aset sosial yang berharga,” ujarnya, Rabu, 15 Oktober 2025.
Menurutnya, kelompok BKL berperan penting dalam mendampingi keluarga agar mampu memberikan dukungan bagi anggota lanjut usia. Melalui kegiatan rutin dan edukasi kesehatan, BKL diarahkan untuk membantu lansia menjaga kualitas hidup tanpa terlalu bergantung pada keluarga.
BACA JUGA: LAN RI Jadwalkan Survei Kemiskinan di Kota Bengkulu Akhir Oktober 2025
BACA JUGA:Akui Gunakan Dana Desa untuk Pribadi, Kades Tanjung Medan Siap Ganti dan Mengundurkan Diri
BKKBN Bengkulu juga menekankan pentingnya penerapan tujuh dimensi lansia tangguh, meliputi: kesehatan fisik, ketahanan ekonomi, kekuatan spiritual, kehidupan sosial yang aktif, lingkungan yang mendukung, kemandirian mental, dan partisipasi dalam masyarakat.
Langkah ini diharapkan membentuk karakter lansia yang kuat, bahagia, dan berdaya guna.