Baca Koran Harian Rakyat Bengkulu - Pilihan Utama

Monumen Tabarenah: Saksi Bisu Perjuangan dan Keberanian Pejuang Rejang Lebong Melawan Kolonial!

SEJARAH : Monumen Tabarenah simbol perjuangan masyarakat Rejang Lebong memerangi penjajah.--Muharista Delda/RB

KORANRB.ID - Bayangkan sebuah bukit sunyi yang dahulu bergemuruh oleh letusan senjata, teriakan perlawanan dan tekad rakyat yang memilih mati terhormat daripada hidup terjajah. 

Di sanalah Tabarenah berdiri, bukan sekadar nama tempat, melainkan saksi bisu dari salah satu bab paling heroik dalam sejarah perjuangan masyarakat Rejang Lebong melawan penjajahan Belanda dan Jepang.

Monumen Tabarenah dibangun untuk mengenang perlawanan rakyat Rejang Lebong yang terjadi pada masa pendudukan kolonial. Wilayah ini sejak lama dikenal memiliki masyarakat yang kuat memegang adat, berani, dan tidak mudah tunduk pada kekuasaan asing. 

Ketika Belanda datang dengan sistem kolonial yang menindas, rakyat Rejang Lebong menolak dijadikan alat eksploitasi. Perlawanan pun tumbuh, bukan dalam bentuk pasukan terlatih, melainkan gerakan rakyat bersenjata seadanya yang dilandasi semangat mempertahankan tanah leluhur.

BACA JUGA:Fakta Unik Twin Tower Norwegia: Haaland dan Sorloth, Duet Raksasa Paling Menakutkan di Eropa

Tabarenah menjadi salah satu pusat perlawanan penting. Daerah ini secara strategis berada di wilayah perbukitan, memudahkan masyarakat untuk melakukan perang gerilya. 

Para pejuang lokal memanfaatkan hutan, lembah, dan jalur sempit untuk menyerang pasukan Belanda secara tiba-tiba. Meski persenjataan mereka jauh tertinggal, keberanian dan kecerdikan menjadi senjata utama. 

Banyak tokoh adat, pemuda dan rakyat biasa bergabung tanpa pamrih, sadar bahwa risiko yang dihadapi adalah nyawa. Belum usai luka akibat Belanda, penderitaan kembali datang saat Jepang menduduki Indonesia. 

Harapan rakyat bahwa Jepang akan menjadi “saudara tua” segera sirna. Kerja paksa, perampasan hasil bumi dan kekerasan menjadi keseharian. Di Rejang Lebong, amarah rakyat kembali membara. 

Tabarenah sekali lagi menjadi medan perlawanan. Kali ini, pertempuran berlangsung lebih brutal. Jepang yang terkenal kejam membalas perlawanan rakyat dengan penindasan keras, namun semangat juang tidak pernah padam.

BACA JUGA:Mengungkap Asal Nama Bengkulu dalam Catatan Sejarah

Perlawanan di Tabarenah bukan hanya soal angkat senjata. Ia adalah simbol harga diri. Masyarakat Rejang Lebong memilih melawan meski sadar peluang menang sangat kecil. Banyak pejuang gugur, desa-desa dibakar, dan keluarga tercerai-berai. 

Namun dari pengorbanan itulah lahir kesadaran kolektif bahwa kemerdekaan tidak pernah datang sebagai hadiah, melainkan ditebus dengan darah dan air mata.

Monumen Tabarenah kini berdiri sebagai pengingat abadi. Setiap batu dan prasastinya menyimpan cerita tentang keberanian rakyat biasa yang menjadi luar biasa. Ia mengajarkan generasi muda bahwa sejarah bukan hanya deretan tanggal, melainkan kisah nyata tentang manusia yang berani melawan ketidakadilan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan