Penyakit Jantung Koroner: ”Apa Yang Perlu Kita Ketahui”
Dr. Ismir Fahri, SpJP (K), FIHA, FAsCC, FSCAI Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu/Dosen FKIK Universitas Bengkulu--
Apa itu PJK, faktor risiko dan gejalanya?
KORANRB.ID - PENYAKIT jantung koroner (PJK) masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Penyakit jantung koroner adalah kondisi ketika aliran darah koroner yang memperdarahi jantung terhambat karena adanya penyempitan.
Penyempitanini terjadi karena ada penumpukan kolesterol yang membentuk plak di dalam pembuluh arteri koroner.
Jika plak kolesterol pecah, akan terbentuk gumpalan darah yang menghambat aliran darah koroner dan dikenal sebagai serangan jantung akut yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
BACA JUGA:Manfaat Buah Kersen Untuk Kesehatan, Salah Satunya Dapat Mencegah Penyakit Jantung
BACA JUGA:ASN Benteng Meninggal, Diduga Penyakit Jantung
Beberapa faktor risikoPJK adalah penyakit hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, merokok,kegemukan, menopause dan riwayat keluarga menderita PJK,serta kurangnya kesadaran berolahraga secara teratur.
Gejala PJK yang umum dikenal sebagai ”Angina Pectoris” yaitu keluhan rasa tidak nyaman di dada bagian tengah berupa rasa nyeri yang bersifat tumpul atau rasa terhimpit benda berat, rasa panas dan dapat menjalar ke punggung, uluhati, rahang serta lengan kiri.Keluhan inibiasanya dipicu oleh aktivitas fisik, perubahan suhu serta emosi.
Keluhan yang ringan biasanya membaik dengan istirahat atau penggunaan obat nitrogilserin. Apabila keluhan berlangsung > 20 menit, disertai keringat dingin, sesak atau lemas, harus diwaspadai terjadinya serangan jantung akut, maka penderita harus segera dibawa ke Rumah Sakit dan mendapatkan pertolongan segera.
BACA JUGA:Ternyata Kacang Tanah Baik untuk Jantung, Tapi Juga Beracun
Bagaimana cara mengetahui seseorang mengidap PJK dan pengobatannya?
Setiap orang yang memiliki faktor risiko PJK dengan atau tanpa gejala angina, disarankan melakukan pemeriksan medisdisarana kesehatan
Atau konsultasi ke dokter spesialis jantung untuk menilai besarnya risko dengan menjalani beberapa test kesehatan seperti: