Dekat Cagar Alam, Pinggiran Jalan BORR Nakau-Air Sebakul jadi Tempat BUang Sampah

PINGGIRAN: Tampak tumpukan sampah persis di depan papan imbauan BKSD tentang kawasan Cagar Alam. WEST JER/RB--

Padahal untuk kelanjutan investasi pembangunan program Waste Management Project (WWP) yang ditawarkan oleh Swiss Green Projects (SGP) 2023 lalu,  TPA Air Sebakul harus diperluas, paling tidak ada penambahan lahan 4-5 hektare.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Drs. Riduan, M.Si menyebutkan ada beberapa kendala yang dialami.

BACA JUGA:BEM Paradise Unib Datangi Kejati Bengkulu, Dikusikan Hal Ini dengan Wakajati Bengkulu

BACA JUGA:Kapolda Pimpin Rapat Rencana Kontijensi Aman Nusa-1 2024, Waspada Ganguan Pasca Pemilu

“Target kita tahun ini, tetapi memang ada kendala pengadaan lahan yang tidak teranggarkan pada APBD tahun 2024 karena terbentur aturan,” sebut Riduan.

Riduan menjelaskan, seharusnya sesuai dengan aturan yang dijelaskan oleh DPRD Kota Bengkulu, penganggaran pengadaan lahan tersebut harus dilakukan dua tahapan.

“Tahap saatu yakni tahap pembuatan kajian yang diantaranya harga tanah. Setelah itu barulah tahap kedua yakni penganggaran pembelian lahan tersebut berdasarkan kajian yang sudah dibuat,” ungkap Riduan.

Sebelumnya, Pemkot Bengkulu mendapatkan investasi berupa hibah mesin WWP dari SGP sebesar Rp63 miliar yang didapatkan tahun 2023 yang lalu. 

Tetapi untuk menerima hibah tersebut, Pemkot harus menyediakan setidaknya 5 hektare lahan tambahan untuk dijadikan pabrik WWP tersebut.

“Nilainya Rp63 miliar dan berbentuk hibah mesin, dan kita harus menyediakan lahan sekitar 5 hektare untuk menunjang pendirian pabrik pengelolaan sampah tersebut,” sampai Riduan.

Diharapkan, dengan dibangunnya WWP tersebut dapat menyerap 40 ton sampah dari 400 ton sampah yang dihasilkan Kota Bengkulu dalam sehari. Mesin tersebut bisa dimaksimalkan untuk mengubah sampah ke beberapa produk yang bernilai ekonomi.

“Bisa solar, pertalite, dan juga listrik, ini setiap harinya bisa 40 ton. Ya kita harapkan, tahun ini atau tahun depan bisa diwujudkan,” tutupnya.

Di tempat berbeda, mayoritas masyarakat Kampung Bugis Kelurahan Sukarami Kecamatan Selebar mengeluhkan bau tidak sedap dari TPA Air Sebakul.

Bau tidak sedap kerap tercium pada pagi hari, bahkan jika musim  penghujan berhari-hari bau tak sedap tercium.

“Jam 10.00 WIB pagi bau menyengat tercium, kalau hujan ya tiap hari," ungkap Egi Wijaya (30) warga Kampung Bugis saat diwawancarai RB, Sabtu 17, Februari 2024 di rumahnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan