Dekat Cagar Alam, Pinggiran Jalan BORR Nakau-Air Sebakul jadi Tempat BUang Sampah
PINGGIRAN: Tampak tumpukan sampah persis di depan papan imbauan BKSD tentang kawasan Cagar Alam. WEST JER/RB--
Selain bau tak sedap, warga juga mengeluh prihal limbah, yang jika hujan meluap dan mengalir ke arah pemungkiman mereka.
"Selokan yang dialiri limbah sampah meluap karena hujan" jelasnya.
Tidak hanya itu, masyarakat Kampung Bugis ini juga mengeluhkan masalah air minum mereka sehari-hari.
Seluruh masyarakat Kampung Bugis bergantung dengan air isi ulang galon. Sebab air sumur mereka sudah tidak layak konsumsi, hanya digunakan untuk mandi dan mencuci.
“Kadang ada saja gatal-gatal sebab air sudah terkontaminasi limbah, gatal mandi dari sumur,” jelas Ridah (58) yang juga warga Kampung Bugis.
Pasalnya, limbah TPA memang sudah dibuatkan salurannya bermuara ke areal persawahan warga. Tetapi jika turun hujan tidak bisa di antisipasi, limbah meluap juga dan membanjiri jalan.
Ditambahkan Tarmizi (39) ketika hujan banjir di ruas jalan pemungkiman warga sering terjadi. “Warna airnya tercampur limbah sampah TPA,” kata Tarmizi.
Di sisi lain, TPA Air Sebakul sudah membludak perlunya perluasan, sebab menurut mengangkut sampah Adi (27) yang di wawancarai pada Sabtu pagi, 17 Februari 2024. Sampah di TPA sudah sangatlah banyak dan sesak menggunung.
“Dan saya rasa harus ada peluasan, sebab setahun atau dua tahun lagi ini sudah menggunung selurunya,” ungkapnya.
“Dulu kami masih bisa melihat gunung dan bukit barisan dari rumah kami. Tapi sekarang sudah ditutupi dengan gunung sampah, artinya sampah disini sudah banyak sekali saya rasa harus ada perluasan,” tambahnya.
Pasalnya, kabar untuk perluasan lahan TPA pernah terdengar, tetapi belum diketahui kepastiannya.