BI Masih Tahan Suku Bunga Acuan, Beri Sinyal BI Rate Turun Semester II
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo-foto: jawapos.com/koranrb.id-
Di antaranya, inflasi dalam negeri terkendali, ekonomi tumbuh bagus, dan nilai tukar rupiah stabil cenderung menguat.
’’Kami meyakini bahwa begitu ada kepastian Fed Funds Rate turun, dolar AS tidak terus-terusan kuat, dan kepastian investor luar negeri untuk investasi di Indonesia,’’ papar alumnus Iowa State University itu.
Menurut Perry, imported inflation (inflasi dari luar negeri) dan stabilisasi rupiah sangat penting untuk menyikapi risiko global.
Salah satunya gangguan mata rantai komoditas. Khususnya yang bisa menaikkan harga pangan.
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) Januari 2024 sebesar 2,57 persen year-on-year (YoY).
Turun dari bulan sebelumnya sebesar 2,61 persen YoY sehingga tetap berada di kisaran 2,5 persen.
Sementara itu, inflasi volatile food meningkat jadi 7,22 persen.
BACA JUGA:Target Besar Dapatkan User Baru QRIS di Bengkulu Sejumlah Ini, Dorong Digitalisasi
Terutama pada komoditas beras dan bawang akibat dampak El-Nino, faktor musiman, serta bergesernya musim tanam.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S. Budiman menambahkan, inflasi beras berdampak 0,64 persen terhadap kenaikan harga secara bulanan.
Dengan bobot 3,43 persen dalam survei biaya hidup.
’’Sehingga ini penyebabnya inflasi volatile food mencapai 7,22 persen,’’ ungkapnya.
Karena itu, lanjut dia, sinergi pengendalian inflasi dari TPIP (tim pengendali inflasi pusat) dan TPID (tim pengendali inflasi daerah) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah untuk memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi.(**)
Histori BI Rate 2023–2024
- 19 Januari: 5,75 persen