Industri Manufaktur Terus Menguat di Tengah Upaya Pemulihan Ekonomi Global

IKI: Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif, menyampaikan rilis IKI Februari di Jakarta, Kamis 29 Februari 2024.-foto: kemenperin/koranrb.id-

“Penurunan aktivitas produksi ini mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja industri,” jelas Febri.

BACA JUGA:HUT Ke-52 Basarnas, Wagub Bengkulu Sebut Basarnas Ujung Tombak Pertolongan, Ini Capaiannya

Secara umum, faktor dominan yang menyebabkan pelaku usaha menurunkan produksinya adalah penurunan pesanan, tingkat ketersediaan produk, ketersediaan bahan baku/penolong, dan faktor musiman.

Krisis di Laut Merah yang telah disebutkan tadi menyebabkan peningkatan biaya logistik dan waktu pengiriman produk beberapa subsektor, seperti pada industri kayu dan barang dari kayu.

Dari sisi ketersediaan bahan baku, ketegangan geopolitik menghambat pengiriman sedangkan kekeringan El Nino menyebabkan kelangkaan bahan baku.

Perang Rusia-Ukraina menyebabkan kelangkaan ketersediaan Kalium sebagai bahan baku pupuk NPK yang diimpor dari Rusia sebagai mitra utama.

Selain itu, banyaknya hari libur pada bulan Februari diduga mengurangi waktu produksi di sebagian besar subsektor, yang mengakibatkan kontraksi.

Penurunan nilai IKI terbesar dialami oleh industri alat angkutan lainnya sebesar 5,15 poin, yang mengubah level ekspansinya menjadi kontraksi.

Beberapa faktor dominan yang menyebabkan nilai IKI subsektor ini turun yaitu penurunan pesanan domestik dan luar negeri, masih banyak persediaan produk, ketersediaan bahan baku, dan faktor musiman. 

Enam subsektor mengalami nilai IKI kontraksi secara berurutan dari yang terendah, yaitu industri komputer, barang elektronik dan optik, industri peralatan listrik, industri tekstil, industri pengolahan lainnya, industri kayu, barang kayu dan gabus, dan industri alat angkutan lainnya.(rilis)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan