65 Ton Amunisi Lenyap Pasca Ledakan dan Kebakaran, Panglima TNI Beri Penjelasan Ini
65 ton amunisi lenyap pasca ledakan dan kebakaran, Panglima TNI Beri penjelasan ini --
Namun demikian, dia memastikan bahwa sistem pergudangan di Gudmurah Kodam Jaya sangat baik dan tidak ada gangguan sistem apapun sebelum ledakan terjadi.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas memberi beberapa catatan atas peristiwa tersebut.
Berdasar catatannya, ledakan gudang akibat amunisi kadaluarsa bukan pertama kali terjadi. Baik gudang milik TNI maupun Polri pernah mengalami hal sama.
Untuk itu, dia menilai perlu evaluasi secara menyeluruh.
Utamanya pada standar penanganan amunisi yang sudah kadaluarsa dan bakal dimusnahkan.
Anton tidak menampik sudah ada aturan baku terkait disposal amunisi kadaluarsa. Baik di TNI maupun Polri.
”Akan tetapi, mengingat beberapa insiden terakhir melibatkan bahan peledak kadaluarsa maka sudah sepatutnya ada peninjauan aturan yang komprehensif,” kata dia.
Khusus untuk TNI, dia mendorong agar panglima TNI dan seluruh kepala staf meninjau ulang lokasi penyimpanan amunisi dan bahan peledak.
Menurut Anton, letak gudang amunisi atau bahan peledak milik TNI harus dipastikan jauh dari pemukiman masyarakat.
Dia mendukung langkah tim investigasi yang sudah dikerahkan oleh TNI untuk mendalami peristiwa di Gudmurah Kodam Jaya.
” Sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa, pertanggungjawaban pimpinan dalam satuan tetap dibutuhkan. Hal ini dikarenakan terkait dengan penyediaan rasa aman di masyarakat,” bebernya.
Berkaitan dengan kemungkinan meninjau dan memindahkan gudang amunisi atau gudang bahan peledak milik TNI AD, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Kristomei Sianturi menyampaikan bahwa perlu sinkronisasi rencana tata ruang wilayah. Sebab, tidak ada jaminan pemindahan gudang tidak disusul pembangunan pemukiman oleh masyarakat.
”Dulu (Gudmurah Kodam Jaya) dibangun jauh dari pemukiman. Tapi, pemukiman bertambah dan merapat ke gudang tentara,” ujarnya.
Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid turut buka suara pasca ledakan dan kebakaran terjadi di Gudmurah Kodam Jaya. Dalam keterangan tertulisnya, dia menyatakan bahwa TNI AD harus menyiapkan standar penanganan, pengamanan, pemeliharaan, dan perawatan alutsista.
”Terutama yang lokasi penyimpanannya berada di daerah padat penduduk seperti yang terjadi di kemarin (Sabtu, Red),” ungkap dia.