PLTN di Tanah Air Bisa Mempercepat Net Zero Emission
Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Nusantara Power (PLN NP), Karyawan Aji.-foto: jpg/koranrb.id-
KORANRB.ID – Pengembangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Tanah Air harus melalui jalan yang panjang.
Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PLN Nusantara Power (PLN NP), Karyawan Aji menjelaskan, berbagai hal menjadi bahan kajian.
’’Pengembangan nuklir itu tergantung kebutuhan kita ke depan, itu terkait dengan upaya transisi energi kita itu mau secepat apa,’’ ujarnya ditemui di Jakarta, Selasa 23 April 2024.
Aji menjelaskan, PLTN disebut sebagai pembangkit hijau yang memiliki beban dasar atau base load seperti halnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Dengan kondisi itu, memiliki PLTN juga menjadi daya dorong untuk mencapai tujuan Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
BACA JUGA:Kasus TPPO Terus Meningkat, Tahun 2023 Ada 2.673 Kasus
Aji yang juga aktif di Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) itu menyebutkan, kajian transisi energi terus diperkuat dan akan dituangkan menjadi buku pedoman.
Salah satu yang didorong pada buku tersebut adalah pembangunan PLTN.
’’Tapi memang nuklir ini tidak mudah, karena geopolitik, sosial dan sebagainya,’’ imbuh dia.
Indonesia, lanjut Aji, masih bisa mengoptimalkan potensi energi terbarukan konvensional seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), biomassa, dan lainnya.
Rencana kerja sama pemerintah untuk pembangunan nuklir bersama Korea Selatan (Korsel) masih dalam tahap penjajakan.
BACA JUGA:Wow, Perputaran Judi Online di Indonesia Mencapai Rp347 Tiriliun Per Tahun
Pemerintah juga masih membuka kerja sama pembangunan nuklir dengan sejumlah negara.
’’Progresnya masih MOU dengan beberapa perusahaan, tidak hanya Korsel, ada Rusia untuk penjajakan dulu, karena kita masih belum tahu teknologinya,’’ bebernya.