Penggunaan Kata 'Dugaan' yang Tepat Dalam Produk Jurnalistik, Berikut Penjelasannya
KATA DUGAAN: 'Dugaan' versi jurnalis merujuk pada hipotesis atau spekulasi yang disusun oleh seorang jurnalis berdasarkan informasi yang tersedia. FOTO: Kementerian Kominfo/RB.--
KORANRB.ID - Kata 'Dugaan' versi jurnalis merujuk pada hipotesis atau spekulasi yang disusun oleh seorang jurnalis berdasarkan informasi yang tersedia.
Ini bisa terjadi ketika jurnalis mencoba menghubungkan isi data atau membuat asumsi tentang suatu peristiwa atau topik berdasarkan riset dan pengamatan mereka.
Maka dari itu membuat dugaan bukan berarti anda hanya menduga-duga tanpa memiliki data.
Sebab menduga tanpa memiliki data yang memadai bisa mengarah pada spekulasi atau teori tanpa dasar yang kuat.
BACA JUGA:Mesin Mobil Bermasalah, Wajib Turun Mesin, Catat Ciri-cirinya!
BACA JUGA:Bobot Buah Kelapa Sawit Turun? Catat 10 Penyebabnya, yang ke-8 Pruning Batang
Dalam jurnalisme, melakukan asumsi tanpa dukungan data yang memadai dapat merugikan integritas produk yang dihasilkan dan mengarah pada penyebaran informasi yang tidak akurat.
Jadi, penting untuk memastikan bahwa dugaan yang tengah anda susun didukung oleh bukti atau informasi yang valid.
Seorang jurnalis dapat menggunakan kalimat dugaan untuk produk berita yang dihasilkannya.
Ketika mereka ingin menyampaikan bahwa apa yang mereka katakan belum pasti atau terverifikasi secara penuh.
Ini dapat terjadi ketika mereka memiliki beberapa bukti atau indikasi tetapi belum cukup untuk membuat kesimpulan yang pasti.
Misalnya, dalam pemberitaan investigasi, seorang jurnalis mungkin menggunakan kalimat 'Dugaan' untuk mengungkapkan potensi keterlibatan pihak lain dalam suatu skandal.