Harga Beras Sulit Turun Setelah Naik, Mengapa? Ini Alasannya
HARGA BERAS: Harga beras di Indonesia baru-baru ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan. FOTO: Screenshot Info Publik/RB--
KORANRB.ID - Harga beras di Indonesia baru-baru ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
Setelah mengalami kenaikan harga, beras di Indonesia belum mengalami penurunan harga yang signifikan untuk proses stabilitas harga di pasaran.
Banyak faktor yang menyebabkan harga beras sulit turun setelah mengalami kenaikan.
Sulitnya harga beras untuk turun setelah mengalami kenaikan adalah hasil dari kompleksitas berbagai faktor yang saling terkait.
BACA JUGA:13 Ketua DPR RI Era Orde Baru hingga Reformasi Mayoritas Dari Golkar? Ini Profil Singkatnya
BACA JUGA:Ini 3 Tugas dan Fungsi DPRD dalam Sistem Pemerintah Indonesia, yang Terakhir Pengawasan
Mulai dari biaya produksi yang tinggi, ketergantungan pada iklim, permintaan yang stabil, penawaran yang terbatas, kebijakan pemerintah, hingga biaya distribusi yang tinggi dan pengaruh faktor global.
Semua faktor ini menciptakan dinamika pasar yang membuat harga beras cenderung menetap di level tinggi setelah mengalami kenaikan.
Biaya produksi beras mencakup berbagai elemen seperti biaya bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan transportasi.
Ketika harga salah satu atau beberapa elemen ini naik, biaya produksi keseluruhan juga meningkat.
BACA JUGA:3 Larangan ASN Pemkot Bengkulu Dalam Pilkada 2024, Salah Satunya Dilarang jadi Pengurus Parpol
BACA JUGA:Potensi Pisang di Pulau Enggano Dilirik, DTPHP Bengkulu: Coba Terapkan di Daerah Lain
Petani yang telah mengeluarkan biaya tinggi tentu mengharapkan keuntungan yang sebanding.
Sehingga, ketika harga beras sudah naik untuk menutupi biaya produksi yang tinggi, sulit bagi petani untuk menurunkannya kembali tanpa merugi.