Perbaikan Wisata Kota Tuo Telan Anggaran Rp6,8 Miliar dari APBN
PERBAIKAN: Terlihat aktivitas pekerjaan perbaikan Kota Tuo pada Kamis, 17 Oktober 2024 siang. RENO/RB--
KORANRB.ID – Objek wisata Kota Tuo direnovasi pasca ambruk dan dibiarkan bertahun-tahun.
Dana yang digelontorkan untuk memperbaiki Kota Tuo kembali mencapai Rp6,8 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dari penelusuran RB, Kamis, 17 Oktober 2024 pagi, terlihat sebagian area di Kota Tuo tertutup seng yang mendandakan adanya aktivitas pengerjaan yang tengah dilakukan.
Pada gerbang masuk pekerjaan tersebut terpasang papan informasi yang tertulis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bengkulu, dengan nama kegiatan “Optimalisasi Peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh Sungai Bengkulu Kota Bengkulu”.
BACA JUGA:3 Laporan Dilayangkan untuk Mahmud Siam, AAN: Agar Masyarakat Tidak Terjebak
BACA JUGA:Besok Career Fair di UMB, 16 Perusahaan Tawarkan Ratusan Pekerjaan, Termasuk ke Luar Negeri
Tertulis juga CV. Gemilang Sentosa yang menjadi kontraktor dalam kegiatan ini, yang mana nilai kontrak sendiri sebesar Rp6,842 miliar dengan sumber dana APBN dan PT. Cindelaras Karsa Padutama menjadi Konsultan Pengawas.
Untuk kegiatan tertulis dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender dan 180 hari kalender untuk masa pemeliharaan.
Terkait hal tersebut, Ketua 2 Kelompok Pengelolah Pariwisata (KPP) Kota Tuo, Refy Rusfiansyah yang diwawancarai RB mengatakan aktivitas pekerjaan yang dilakukan sudah berjalan sekitar 1 bulan.
Sebelum proses pekerjaan ini dimulai ia bersama pengelola lain beserta RT RW dipanggil untuk mengetahui perbaikan yang akan dilakukan di kawasan tersebut.
Namun ia tidak terlibat aktif bekerja ataupun mengawasi apa yang dikerjaan oleh pekerja tersebut.
BACA JUGA:3 Laporan Dilayangkan untuk Mahmud Siam, AAN: Agar Masyarakat Tidak Terjebak
BACA JUGA:Besok Career Fair di UMB, 16 Perusahaan Tawarkan Ratusan Pekerjaan, Termasuk ke Luar Negeri
“Saya tidak terlalu aktif dalam proses kegiatan pekerjaan itu, karena sudah ada salah satu kelompok dari kita yang bekerja dan mengawasi apa yang kita inginkan,” jelas Refi.