Remaja Putri Desa Sri Kuncoro Siap Dukung Penanggulangan Stunting

POSREM: Kegiatan Posyandu Remaja (Posrem) dalam program penanggulangan stunting di Desa Sri Kuncoro Bengkulu Tengah.-foto: ist/koranrb.id-

KORANRB.ID – Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya angka anak-anak yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan gizi yang tidak baik atau biasa disebut stunting. Hal itu ditandai tinggi badan anak yang lebih pendek dari anak seusianya. 

Stunting pada anak juga erat kaitannya dengan status gizi remaja putri. Remaja putri merupakan calon ibu di masa depan dan jika seorang ibu hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK) akan membawa dampak bagi janin yang sedang dikandungnya. 

Salah satu masalah gizi yang biasanya sering dialami pada masa remaja putri dan sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan remaja putri adalah anemia.

Anemia dapat dicegah melalui cara sederhana yaitu dengan melakukan pola makan yang baik. Jenis bahan makanan yang seimbang apabila dikonsumsi setiap hari akan dapat memenuhi kebutuhan gizi tubuh remaja, sehingga kejadian defisiensi zat gizi berkurang. 

BACA JUGA:22 OPD Kepahiang Rapor Merah Serapan APBD, Dinkes Terendah Baru 33 Persen

BACA JUGA:Nonton Bareng dan Diskusi Film Pesta Oligarki di Universitas Bengkulu

Pencapaian keberhasilan program ini merupakan hasil kerjasama yang baik  antara pemerintah Desa Sri Kuncoro, Puskesmas Sri Kuncoro, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Kader Remaja  serta Tim Pengabdian Masyarakat dari Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu. 

Tema yang diangkat dalam kegiatan ini, Pengembangan Desa Mitra Sri Kuncoro sebagai Desa Sadar Gizi Bagi Remaja Putri Dalam Upaya Pencegahan Stunting Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. 

Kegiatan ini merupakan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh Tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang terdiri dari 4 orang Dosen Jurusan Gizi (Ahmad Rizal, SKM, MM, Dr. Tonny C Maigoda, SKM, MA, Dr. Betty Yosephin, SKM, MKM, dan Okdi Natan, S.Gz, M.Biomed) serta 4 Mahasiswa Jurusan Gizi. 

Tim dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Bengkulu melakukan penerapan Interprofesional Collaboration (IPC) dari pihak instansi pemerintah dan pemerintah desa setempat. Kegiatan ini dilaksanakan Juni – Agustus 2024.

BACA JUGA:Januari hingga Oktober, Damkar Lakukan 394 Aksi Penyelamatan

BACA JUGA:PWI dan KPU Sosialisasikan Pilkada 2024, Marsal Abadi: Media Miliki Peran Startegis Ciptakan Pilkada Damai

Banyak Kegiatan yang dilaksanakan dalam Pengabmas ini termasuk penjajakan awal dengan kepada desa dan kepala puskesmas. Selanjutnya diadakan sosialisasi dan penandatangan komitmen sebagai bentuk dukungan pelaksanaan kegiatan  dari para tokoh masyarakat, kader remaja, tokoh pemuda, puskesmas dan kepala desa, screning status gizi pada 100 orang remaja putri secara antropometri dan tanda fisik klinis, pendampingan oleh kader remaja peduli gizi bagi remaja putri yang mengalami masalah gizi.

Kegiatan diakhiri dengan  penyerahan bantuan peralatan untuk pelaksanaan kegatan Posyandu Remaja. Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari peran aktif dari berbagai pihak. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan