Kinerja Konstruksi Lokal Masih Lambat

LAMBAT: Kinerja lapangan usaha konstruksi di Kaltim pada triwulan III 2023 tumbuh positif namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. IST/RB--

KORANRB.ID – Kinerja lapangan usaha konstruksi yang masih solid didorong pembangunan berbagai proyek strategis yang terus berlanjut seperti Refinery Development Master Project (RDMP) RU V Balikpapan dan berbagai preservasi dan pembangunan infrastruktur jalan. Tidak hanya itu, upaya penyiapan infrastruktur di wilayah Ibu kota Nusantara (IKN) pun berkontribusi positif.

Ketua Umum Forum Jasa Konstruksi Kaltim Samsul Tribuana mengatakan, kebanyakan memang pertumbuhannya berasal dari proyek besar. Sehingga kinerja konstruksi lokal masih lamban. Untuk itu, pertumbuhan sektor konstruksi tidak terlalu berdampak dengan masyarakat Kaltim. Karena pembangunan konstruksi yang dilakukan datang dari BUMN.

BACA JUGA:UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 Bidik Kontrak USD 80 Juta

“Saat ini bisnis memang tumbuh tapi kebanyakan datang dari BUMN. Hal ini bisa dilihat dari keanggotaan kontraktor lokal yang terus menurun,” ungkapnya, Jumat (8/12). 

Saat ini anggota yang tadinya kurang lebih 30 ribu, sekarang hanya 3 ribu se-Indonesia. Hal itu tidak lepas dari lesunya proyek-proyek.

Sekitar 90 persen kontraktor swasta sudah berkurang. Kalaupun masih ada yang mengurus sertifikat badan usaha (SBU), kemungkinan dari semuanya hanya 10 persen yang mendapat proyek. Sisanya tidak kebagian. Apalagi persyaratannya semakin sulit. 

BACA JUGA:Perkuat Perkebunan BUMNBACA JUGA:Cabai Jadi Kontributor Terbesar Inflasi, Tekanan Harga Beras Mulai Berkurang

Selain persyaratannya yang sulit, harganya sangat mahal. Sehingga banyak kontraktor yang enggan mengurus SBU. Untuk diketahui, SBU merupakan suatu dokumen sertifikat untuk menunjukkan bahwa sebuah perusahaan konstruksi legal dan layak dalam menjalankan usahanya.

“Selain pengurusan SBU yang sulit, proyek juga masih lesu. Semuanya banyak dikuasai BUMN. Sehingga pelaku usaha khawatir, sudah mengurus SBU mahal lalu tidak ada proyek. Karena memang sampai tahun ini proyek masih sangat lesu,” ungkapnya.

BACA JUGA:Gandeng Anak Usaha Indika, Hyundai Produksi Bus Listrik di 2024

Dia mengungkapkan, saat ini proyek di daerah didominasi BUMN, karena memang proyeknya diberikan dengan jumlah besar. Tidak dipecah-pecah agar bisa dinikmati pelaku usaha lokal. Padahal jika proyeknya dipegang BUMN semua, maka tidak akan bisa dirasakan masyarakat di daerah. 

BUMN akan membeli bahan material langsung ke pabrikan. Sedangkan pengusaha lokal akan membeli di daerah, sehingga perputaran uang di daerah bisa dirasakan masyarakat. Peningkatan kinerja konstruksi tersebut terkonfirmasi dari kenaikan penjualan semen di Kaltim. Pada triwulan III 2023, penjualan semen di Kaltim tercatat tumbuh 71,60 persen (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 42,93 persen (yoy). (ndu/k8)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan