Tekanan Inflasi Akhir Tahun Lebih Tinggi

INFLASI: Pasokan beberapa komoditas yang mengalami keterbatasan di masa tanam. IST/RB--

KORANRB.ID – Tekanan inflasi Kaltim pada triwulan IV 2023 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi yang lebih tinggi disebabkan peningkatan permintaan komoditas pangan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN), di tengah pasokan beberapa komoditas yang mengalami keterbatasan di masa tanam. Terutama pada komoditas beras. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Budi Widihartanto mengatakan, selain komoditas pangan, peningkatan permintaan terjadi pada moda transportasi udara menjelang HBKN Nataru. Hal ini juga mendorong inflasi.

BACA JUGA: Honda Incar Pengguna Sedan Premium Eropa

“Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang berpotensi menahan peningkatan inflasi yang lebih tinggi pada triwulan ini, di antaranya risiko el nino yang diperkirakan mulai termoderasi, serta terkendalinya ekspektasi masyarakat di tengah upaya sosialisasi belanja bijak yang masif dilakukan oleh TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah),” katanya, Jumat (8/12). 

Dia menjelaskan, faktor cuaca juga bakal memberi pengaruh. Pada triwulan IV Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami curah hujan dengan intensitas menengah. Sejalan dengan itu, wilayah Kaltim akan mengalami curah hujan dengan intensitas menengah. 

Lebih lanjut, BMKG memprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia memiliki potensi banjir dengan intensitas rendah dan menengah. BMKG juga memprakirakan sebagian besar wilayah Kaltim memiliki potensi banjir dengan intensitas menengah. Prakiraan hujan dan potensi banjir yang semakin tinggi, baik secara umum di Indonesia maupun di Benua Etam terjadi seiring tibanya musim hujan.

BACA JUGA:Cabai Jadi Kontributor Terbesar Inflasi, Tekanan Harga Beras Mulai Berkurang

BMKG telah mengumumkan bahwa 68,24 persen wilayah di Indonesia, termasuk sebagian besar wilayah Kaltim, telah memasuki musim hujan sejak akhir Oktober 2023. 

Sementara itu, saat ini indeks harga konsumen (IHK) gabungan dua kota di Kaltim (Balikpapan dan Samarinda) pada periode November 2023 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,37 persen (month to month/mtm) atau sebesar 3,30 persen (year on year/yoy) atau 3,06 persen (year to date/ytd). Namun, laju IHK Kaltim pada periode ini lebih rendah dibandingkan IHK nasional sebesar 0,38 persen (mtm).

BACA JUGA:Cabai Jadi Kontributor Terbesar Inflasi, Tekanan Harga Beras Mulai Berkurang

“Saat ini, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih menjadi penyumbang inflasi tertinggi di Kaltim. Selain itu, ada transportasi yang menjadi penyumbang inflasi seiring tingginya mobilitas akibat IKN. Sehingga pada pengujung tahun tekanan inflasi lebih tinggi,” katanya.

Dia mengatakan, lima andil inflasi Kaltim adalah cabai rawit, angkutan udara, emas perhiasan, beras, dan kangkung. Hal tersebut karena masih terbatasnya stok komoditas bahan pokok penting seperti cabai rawit, dan beras serta untuk angkutan udara didorong oleh berlanjutnya peningkatan tarif angkutan udara seiring kenaikan harga avtur. 

Sementara itu, koreksi harga kacang panjang, ikan tongkol, ikan layang, dan udang basah serta penurunan harga bensin menjadi penyumbang deflasi pada periode November 2023. 

“Meski demikian, inflasi Kaltim pada 2023 diprakirakan berada pada rentang target 3±1 persen (yoy), sejalan dengan target inflasi nasional dan penguatan rantai pasok komoditas inflasi Kaltim,” pungkasnya. (ndu/k8)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan