Bekerja Terlalu Lama, 5 Risiko Mengintai

Ilustasi. Dampak terlalu lama kerja, sulit kosentrasi. Sumber: radarlampung.Disway.--

Kerja keras bagai kuda, mungkin ini terdengar akrab di telinga. Namun, tahukah kamu ada 5 risiko mengintai akibat bekerja terlalu lama.

Sesuai dengan Undang-Undang No.35 tahun 2021 tentang Ketenagakerjaan, diatur ketentuan ideal jam kerja yakni selama 40 jam per minggu. Meski begitu, tidak sedikit pula yang terbiasa kerja secara berlebihan melampaui batasan tersebut.

Bahkan, salah satu penelitian terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan, sekitar 488 juta orang atau sekitar 8,9 persen dari populasi dunia, bekerja lebih dari 55 jam per minggu pada 2016.

BACA JUGA:7 Dampak Kesehatan Ini Menghantui Jika Terus Begadang

Kondisi tersebut, memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh. Berikut lim rangkuman risiko bekerja terlalu lama atau terlalu keras,

1. Risiko Kematian Akibat Stroke atau Serangan Jantung

Bekerja terlalu lama bisa jadi bahaya bagi kesehatan yang serius dan terkadang fatal. Salah satu dampaknya yakni  meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke dini.

Berdasarkan studi global tahun 2021 oleh WHO dan ILO jam, kerja terlalu panjang yakni lebih dari 55 jam per minggu, menyebabkan 745 ribu kematian karena kardiovaskular tahun 2016 saja.


Ilustrasi Bekerja terlalu lama. Sumber Foto Pinterest.--

Dibandingkan dengan bekerja 35-40 jam seminggu, bekerja lebih dari 55 jam berisiko stroke 35 persen lebih tinggi dan risiko kematian penyakit jantung 17 lebih tinggi dari biasanya.

BACA JUGA:Kasih Tak Sampai Pierre Tandean-Rukmini, Sudah Tetapkan Bulan Pernikahan

BACA JUGA:Salat Taubat Sangat Mudah Dikerjakan, Cukup 2 Rakaat

Seseorang yang bekerja keras secara berlebihan atau biasa juga disebut workaholic, lebih berisiko mengalami stres.

Akibat Stres dapat melepaskan kortisol dalam tubuh. Selain itu juga dapat melepasan hormon penyebabkan jantung bekerja lebih keras. Diketahui, bahaya menyeramkan dari hal tersebut yakni dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan