Kasih Tak Sampai Pierre Tandean-Rukmini, Sudah Tetapkan Bulan Pernikahan
Pierre Andreas Tendean dan Rukmini. Sumber foto: Dipartemen Dikbud 1983/RB--
KORANRB.ID -Pierre Andreas Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939. Ayahnya, Dr. A.L. Tendean, berasal dari keturunan Minahasa, sementara ibunya, Cornet M.E, memiliki darah Belanda Prancis.
Pierre adalah anak kedua dari tiga bersaudara, memiliki kakak perempuan bernama Mitze Farre dan adik perempuan bernama Rooswidiati. Beliau merupakan satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya.
Selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, keluarga Dr. A.L. Tendean pindah ke Magelang, di mana Dr. A.L. Tendean menjabat sebagai wakil kepala rumah sakit.
Pierre menghabiskan masa kecilnya di kota ini dan menyelesaikan masa sekolah dasarnya di sana.
Cita-cita Pierre untuk menjadi tentara sudah muncul sejak kecil. Pengalaman masa kecilnya, di mana ia sering melihat pemuda pejuang kemerdekaan yang datang ke rumah ayahnya meminta persediaan obat-obatan untuk kepentingan gerilya, turut memperkuat tekadnya.
Pierre Tendean. Sumber: Google.--
Tetap teguh pada cita-citanya, Pierre bertekad masuk Akademi Militer Nasional (AMN), meskipun orang tuanya awalnya menentang dan berharap agar ia menempuh pendidikan kedokteran.
BACA JUGA: Bukan Kali Ini Saja Dinas PMD Kaur Diterpa Korupsi, Ini Kata Sekda Kaur
Meski orang tua menginginkannya menjadi dokter, Pierre bersikeras mewujudkan impian menjadi seorang tentara.
Larangan orang tuanya sebagian besar karena Pierre adalah satu-satunya anak laki-laki dalam keluarga, dan mereka khawatir bahwa karir militer akan membawa risiko yang besar.
Termasuk, kemungkinan mengorbankan jiwa. Sayangnya, kekhawatiran tersebut nantinya terbukti menjadi kenyataan dalam perjalanan hidup Pierre.
Mitzi Farre, kakak perempuan Pierre, menjadi satu-satunya anggota keluarga yang setuju dengan cita-citanya.
Untuk menghibur hati orang tuanya, Pierre tidak hanya mendaftar di Akademi Militer Nasional (AMN), tetapi juga mendaftar di Fakultas Kedokteran UI.
Meskipun hasil tes di Fakultas Kedokteran UI tidak memuaskan dan Pierre tidak lulus, orang tua Pierre akhirnya merelakannya menempuh pendidikan di AMN.