Sejarah Valentine dan Hukum Ikut Merayakan Hari Valentine Menurut Islam
Sejarah dan hukum merayakan hari Valentine menurut Islam. --
BENGKULU, KORANRB.ID – Tanggal 14 Februari identik dengan merayakan hari valentine atau hari kasih sayang, yang jelas bukan merupakan budaya Indonesia maupun budaya Islam.
Lalu bagaimana sejarah awal mula hari Valentine serta hukum merayakann Hari Valentine dalam Islam? Simak artikelnya.
Umumnya, saat perayaan hari valentine, orang-orang akan salig berbagi coklat pada pasangannya atau pada orang yang dicintainya.
Sejarah perayaan hari Valentine diyakini berasal dari kematian seorang uskup di Terni Italia bernama Santo Valentine.
Ia lebih dikenal juga dengan nama Valentinus pada tahun 269 Masehi. Saat itu, St, Valentine merupakan pendeta yang taat beragama.
BACA JUGA:Terdakwa Mantan Mantri BRI Ajukan Penangguhan
Ia juga sering membantu orang-orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi yang terkenal sangat kejam pada zaman itu.
Saat era Kaisar Claudius II memimpin Roma,St. Valentine mengabdikan dirinya sebagai pendeta kepada Claudius II.
Suatu hari,, Kaisar Claudius II mengeluarkan kebijakan, bahwa laki-laki yang belum memiliki pasangan, dilarang menikah dan harus menjadi tentara.
Putusan itu ditentang oleh St. Valentine. Ia menilai keputusan sang raja sangat tidak adil bagi pihak laki-laki.
BACA JUGA:2 Pekan, 3 Kasus Bunuh Diri di Seluma, Keluarga Berperan Penting Mencegahnya
Selanjutnya St. Valentine emberanikan diri melawan keputusan yang dibuat Kaisar Claudius II dengan menikahkan pasangan muda-mudi yang sedang jatuh cinta.
Namun, tindakan St. Valentine tersebut diketahui oleh pihak kekaisaran sehingga ia pun dijatuhi hukuman mati.
Sebelum dihukum mati, St. Valentine lebih dulu ditahan di dalam penjara. Di dalam penjara, St. Valentine sempat berusaha menyembuhkan anak gadis kepala penjara yang mengalami kebutaan.
Usaha itu tidak sia-sia, dan sang gadis sembuh dari kebutaan yang tentunya membuat kepala penjara bahagia.
BACA JUGA:Minim Data Pekerja, Kopli Minta Disnakertrans Jemput Bola
Sang kepala penjara pun berniat membalas jasa St Valentine dengan cara mengirimkan sebuah surat dan menanyakan apa kenginan sang uskup ini.
St. Valentine lalu menulis surat yang isinya, bahwa ia sangat ingin menikahi anak gadis yang ia sembuhkan itu.
Bahkan di dalam surat terakhirnya, St. Valentine menuliskan "From your Valentine" atau yang artinya "Dari Valentine-mu."
Kisah romantis inilah yang menjadi asal-usul nama Valentine. St Valentine tutup usia pada tanggal 14 Februari 269 yangh kemudian tanggal itu diperingati sebagai hari Valentine.
BACA JUGA:Maksimalkan Kinerja TPK, 2024 Stunting Harus Turun 18 Persen
Pada abad ke-15, banyak orang mulai menulis surat cinta dan puisi untuk orang-orang yang mereka cintai dan sayangi.
Hingga kemudian, pada abad ke-17, muncul sebuah tradisi yang dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat di dunia untuk merayakan Hari Valentine.
Perasaan cinta mereka ditunjukkan melalui sebuah tulisan kartu ucapan, surat cinta, hingga memberikan hadiah.
Hukum Merayakan Valentine Menurut Islam
Ustad Abdul Somad atau UAS, dengan tegas menyatakan bahwa ikut merayakan hari Valentin adalah haram dalam Islam.
BACA JUGA:Bersiap, Seluruh APK Wajib Bersih per Hari Ini
Disebut UAS, Hari Valentine disebut juga sebagai Hari Zina Internasional. Hal ini disampaikannya dalam kanal YouTube Singkat Padat pada Senin, 13 Februaru 2023.
Dalam video itu, UAS menjelaskan sejarah asal mula adanya hari Valentine tersebut, yakni memperingati kematian Santo Valentino.
Masih menurut UAS, Santo merupakan pendeta yang membebaskan tentara karena tengah bercinta, kemudian, Santo Valentino menikahkan tentara tersebut.
Tapi, aksi Santo Valentino ketahuan dan akhirnya dihukum mati, dan oleh karena itu, kematiannya diperingati sebagai hari cinta.
BACA JUGA:KPU Pastikan Seluruh Warga Rejang Lebong Bisa Memilih
" Santo Valentino, Santo artinya suci kalau saya dalam agama kristen digelar Santo Somadus manusia suci. Makanya ada Santo Valentino dialah yang membebaskan tentara yang sedang bercinta dinikahkannya, makanya akhirnya dia dibunuh. Maka di hari kematiannya itu dikenang dengan hari cinta," kata UAS.
Padahal menurut UAS, hari Valentine adalah hari zina internasional.
UAS menganjurkan agar pada tanggal 14 Februari digelar pengajian untuk mengingat tuhan bukan merayakan Valentine.
"Di malam 14 itu, buat pengajian di masjid-masjid menolak kemungkaran. Tapi jangan buat pengajian kita mengenang Valentino jangan,” lanjutnya. (*)