Maka dari itu, jangan heran jika orang-orang yang mengkonsumsi kopi dapat begadang dalam waktu yang cukup lama.
Selain itu, kafein yang tinggi juga dapat mengganggu tidur, bahkan bisa membuat peminumnya susah tidur dengan nyenyak.
BACA JUGA:Supaya Asam Lambung Tidak Naik, Ini 5 Taktik Jitu Minum Kopi
Meski begitu, kemajuan teknologi memungkinkan orang bisa mengatur kadar kafein yang terkandung di dalam kopi.
Hal ini tentu disambut baik oleh para penyuka kopi, karena beberapa penikmat kopi memiliki tingkat kesukaan yang berbeda terhadap rasa pahit.
Karena semakin banyak kafein, semakin enak pula rasa kopi yang diminum.
Salah satu metode yang paling umum digunakan dalam mengatur kadar kafein adalah Swiss Water Process, yakni metode yang memanfaatkan uap air panas untuk mengekstaksi kafein dalam biji kopi.
Metode lain yang juga bisa digunakan adalah dengan mengimplementasikan bioteknologi yakni dengan melekatkan senyawa theophylline pada bekteri untuk menghancurkan struktur kafein.
BACA JUGA:Harga Kopi Maret 2024 Pecah Rekor Lagi, Sudah di Angka Segini
Selain itu juga bisa dengan melakukan proses dekafeinasi atau proses pengurangan kadar kafein dengan melarutkan kafein kendalam metilen klorida dan etil asetat.
Efek Yang Berbeda Pada Setiap Orang
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap kafein yang mereka konsumsi.
Ada orang yang tidak merasakan kantuk sama sekali setelah mengonsumsi kafein, sementara yang lain mungkin tetap merasa mengantuk meskipun mereka minum kopi dengan kadar kafein yang sama
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana tubuh bereaksi terhadap kafein yang dikonsumsi.
1. Faktor Genetik
Setiap orang memiliki sifat genetik yang berbeda, yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mencerna kafein. Enzim sitokrom P450 1A2 (CYP1A2) dalam tubuh membantu dalam proses metabolisme kafein.