Enzim ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-2. Orang yang memiliki enzim CYP1A2-1 cenderung dapat mencerna kafein dengan cepat dan efisien, sehingga bisa merasakan efek kafein secara signifikan. Di sisi lain, orang dengan enzim CYP1A2-2 memiliki kemampuan metabolisme kafein yang lebih lambat, sehingga mungkin tidak merasakan efek kafein secara nyata.
BACA JUGA:Menjanjikan! Produksi Kopi Bengkulu Capai 50,370 Ton
2. Faktor Usia
Disisi lain faktor usia juga dapat memengaruhi efek kafein pada tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semakin tua seseorang, maka akan semakin sensitif tubuhnya terhadap efek kafein.
3. Faktor Kebiasaan
Orang yang jarang minum kopi cenderung lebih sensitif terhadap dampak kafein dibandingkan dengan orang yang terbiasa minum kopi secara teratur.
Hal ini mungkin disebabkan karena tubuh orang yang terbiasa minum kopi sudah terbiasa dengan kafein sehingga tidak merasakan perubahan yang signifikan.
Salah satu efek yang dimaksud di sini adalah penurunan rasa kantuk setelah mengonsumsi kafein.
BACA JUGA:Wow! Ini 7 Manfaat Kopi Biji Kurma bagi Tubuh, Salah Satunya Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus
4. Faktor Waktu
Waktu konsumsi kopi juga mempengaruhi efek kafein dalam tubuh. Semakin dekat waktu konsumsi kopi dengan waktu tidur biasa Anda, semakin sulit bagi Anda untuk tertidur.
Batas Aman Konsumsi Kopi
Mengkonsumsi kopi memiliki efek baik bagi kesehatan, namun disarankan untuk membatasi asupan kafein agar tidak membawa efek negatif.
Referensi berbeda memberikan batas aman harian untuk konsumsi kafein antara 100-150 mg hingga 250 mg.
Dalam satu cangkir kopi (237 ml), terdapat sekitar 80 mg kafein. Jadi, jika Anda mengikuti anjuran batas aman yang lebih rendah (100-150 mg), maka sebaiknya Anda mengonsumsi sekitar 1-2 cangkir kopi per hari.