Mazda mengatakan bahwa banyaknya kasus di awal tahun ini karena adanya musim pancaroba yang melanda Kabupaten Seluma serta minimnya kesadaran akan kebersihan lingkungan sekitar.
BACA JUGA:63 Desa di Seluma Belum Ajukan Pencairan Dana Desa Tahap I
BACA JUGA:Pilkada Seluma, Billy Sunardi Masuk Penjaringan Internal PAN
“Kasus terbanyak ada di Puskesmas Kembang Mumpo, namun ada juga 8 wilayah puskesmas yang 0 kasus.
Diharapkan jumlah ini tidak bertambah lagi, minimal melandai karena saat ini cuaca mulai stabil dan giat kebersihan kerap dilakukan,” ujar Mazda.
Ditambahkan Kepala Dinkes, bahwa ciri ciri dari gejala DBD yakni demam tinggi selama tiga hari.
Timbulnya ruam merah pada kulit, nyeri kepala, otot dan tulang terasa nyeri dan ngilu.
Jika terdapat tanda tanda ini, agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat.
Karena saat ini seluruh puskesmas di Kabupaten Seluma telah memiliki alat Rapic Diagnostic Test(RDT).
Alat tersebut dapat mendeteksi adanya virus Dengue di awal, sehingga resiko kematian akibat virus tersebut dapat terhindar.
"Silahkan periksa jika mengalami demam tinggi selama 3 hari, saat ini di setiap puskesmas telah tersedia alat RDT pendektesi virus DBD," imbau Rudi.
Untuk mencegah penambahan kasus DBD di Kabupaten Seluma, saat ini Dinkes Seluma telah menyebarkan dan menyiapkan bubuk abate secara gratis bagi warga di sejumlah desa/kelurahan yang membutuhkan.
Diharapkan ini dapat menekan angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Seluma.
Selain dibagikan dilapangan, bubuk abate tersebut juga disediakan di seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Seluma, agar dapat ditaburkan ke tempat penampungan air milik warga.
"Saat ini untuk abate tersedia di semua Puskesmas di Seluma, itu diberikan secara cuma-cuma atau gratis.
Kami juga masih intensif melakukan pengasapan (fogging) di wilayah desa atau kelurahan yang terdapat kasus DBD, tetapi itu sifatnya hanya sementara," terang Rudi