“Kalau masalah ada pabrik yang tutup, sebuah usaha itu naik turun karena kompetisi, karena mungkin efisiensi, juga karena bersaing dengan barang-barang baru yang lebih inovatif,’’ katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri menyatakan, pasar domestik sejak pandemi hingga saat ini belum kembali ke level kinerja masa normal.
BACA JUGA: Tak Dapat Bansos 2024? Ikuti Langkah Mudah Berikut Ini
Lartas (larang terbatas) impor sebagian juga bersentuhan dengan bahan baku yang justru dibutuhkan industri alas kaki.
”Karena itu, produk alas kaki buatan Indonesia menjadi kalah harga dengan produk-produk khususnya impor ilegal,” tuturnya.
Untuk bisa bertahan dan ekspansi, sambung Firman, industri alas kaki berharap pemerintah menyediakan bahan baku yang kompetitif. Dengan demikian, pelaku usaha bisa bertahan dan ekspansi.
”Tanpa dukungan bahan baku yang kompetitif, sulit bagi industri alas kaki bersaing dengan produk impor ilegal,” beber Firman.