TUBEI, KORANRB.ID - Sekalipun sudah sering diingatkan agar lebih mengutamakan produk lokal, faktanya penggunaan produk dalam negeri oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebong masih terbilang minim.
Berdasarkan laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bengkulu, rata-rata Organisasi Perangkat Daerah (OPD) jajaran Pemkab Lebong hanya menggunakan produk dalam negeri berkisar 20 persen dari pagu belanja per tahun.
Padahal, idealnya Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) paling tidak 40 persen dari pagu belanja. ''Atas realisasi yang rendah itu, tahun ini BPKP kembali menyurati Pemkab Lebong agar lebih maksimal lagi mengaplikasikan P3DN,'' kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebong, H. Mustarani Abidin, SH, M.Si.
BACA JUGA: Mestinya Satpol PP Razia PNS Suka Keluyuran
Salah satu kendala yang menyebabkan rendahnya penggunaan produk dalam negeri itu antara lain belum lengkapnya produk lokal yang dibutuhkan pemerintah. Diperparah masih rendahnya kesadaran OPD menggunakan produk lokal. ''Khususnya produk UMKM (usaha mikro kecil dan menengah, red),'' terang Mustarani.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop UKM) Kabupaten Lebong, Mahmud Siam, SP, MM meminta Pemkab Lebong segera membentuk tim P3DN.
Sekaligus penunjukan operator aplikasi penggunaan P3DN di masing-masing OPD. ''Dengan adanya tim khusus, diyakini pengawasan penggunaan produk dalam negeri akan lebih maksimal,'' tukas Mahmud.
Diketahui, produk dalam negeri yang mayoritas dipakai OPD jajaran Pemkab Lebong masih didominasi kebutuhan Alat Tulis Kantor (ATK) dan kebutuhan makan minum. Sementara untuk barang lainnya, khususnya untuk kebutuhan pembangunan masih menggunakan produk luar negeri.(sca)