KORANRB.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu berharap tidak terjadi peningkatan penularan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) hingga akhir 2024.
Pasalnya, sejak Januari hingga Mei 2024 ini, terdata oleh Dinkes Kota Bengkulu sebanyak 42 orang dinyatakan positif HIV.
Angka kasus HIV hingga Mei 2024 tersebut menjadi catatan, agar dapat dilakukan pencegahan.
Jika dibandingkan, kasus HIV di Kota Bengkulu pada Januari hingga Desember 2023 terdapar 133 kasus, di mana di antaranya 53 kasus merupakan hubungan sesama jenis laki-laki (LSL).
BACA JUGA:Dianggap Pembawa Sial! Berikut 5 Fakta Menarik Burung Murai Batu, Pengicau yang Indah
BACA JUGA:Sangat Gesit, Ini 9 Fakta Menarik Macan Dahan yang dianggap Punah Secara Lokal
"Untuk kasus HIV di Kota Bengkulu sampai dengan Mei 2024 ada 42 kasus dan mudah-mudahan tidak ada penambahan secara signifikan hingga akhir tahun," sampai Plt. Kepala Dinkes Kota Bengkulu, Joni Haryadi Thabrani, SKM, MM.
Tingginya kasus HIV hingga pertengahan 2024 ini kata Joni, disebabkan oleh maraknya seks bebas dan penyalahgunaan narkoba di tengah masyarakat.
Dengan adanya kasus HIV di Kota Bengkulu, Dinkes Kota Bengkulu mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari hubungan terlarang.
Kemudian, lanjut Joni, pihaknya meminta kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga sekitar untuk mengawasi lingkungan sekitar agar tindakan penyalahgunaan narkoba dan seks bebas tidak ada disekitar kita agar penyebaran HIV berkurang di Kota Bengkulu.
BACA JUGA:Si Pembawa Keberuntungan! Berikut 7 Fakta Unik Burung Perkutut yang Harus Diketahui Pemiliknya
BACA JUGA:7 Anak Jalanan Ditertibkan Satpol PP, Usai Tes HIV, Dipulangkan Dinsos ke Orangtua
"Karena kita sama-sama tahu bahwa dengan hubungan yang tidak aman dapat menularkan HIV dan dengan mengkonsumsi narkoba khususnya menggunakan jarum suntik dapat dengan cepat penyebarannya," katanya.
Penyakit HIV dalam dunia kesehatan diyakini dapat menular, penulularannya bisa melewati hubungan intim yang melibatkan pasien HIV, atau hubungan seks sesama jenis.
Kemudian penggunaan alat suntikan secara bergantian, serta dari genetika atau karena keturunan.