KORANRB.ID - Di balik eksositisme keindahan pulau terluar milik Provinsi Bengkulu, Pulau Enggano menyimpan sejarah kelam.
Pulau terluar yang berada di bawah pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara tersebut, penduduknya sempat dilanda kelaparan.
Seperti apa kisahnya? Simak laporannya. Kini, di bawah pemerintah Presiden Joko Widodo pulau enggano berbenah.
Seiring meningkatnya perhatian pemerintah terhadap pulau-pulau terluar di tanah air, Pulau Enggano yang berada di Provinsi Bengkulu ikut terkena manfaat.
Terkini, lewat Proyek Strategis Nasional (PSN), jalan poros di Pulau Enggano sepanjang 32,85 km lengkap dengan 8 jembatan di dalamnya hampir rampung.
BACA JUGA:Hewan Nokturnal! Berikut 15 Fakta Unik Sugar Glider, Peliharaan yang Pro dan Kontra
Hal ini tentunya semakin meningkatkan roda pembangunan di pulau seluas seluas 397,2 km2 tersebut.
Jalan poros trans enggano itu, bermaterial dan berbentuk rambat beton. Jalan juga menghubungkan 6 desa di pulau Enggano yakni, Desa Kahyapu, Kaana, Malakoni, Apoho, Meok dan Banjarsari.
Tak hanya itu, pemerintah juga mengembangkan program cetak sawah baru hingga 800 Ha di Desa Banjarsari.
Di desa berpenduduk 4.112 jiwa (catatan BPS 2021,red) saat ini, memiliki 2 buah dermaga representatif di pulau Kahyapu dan Malakoni serta, 1 buah bandara di perbatasan antara Meok dan Banjarsari.
Masifnya akses transportasi menuju dan dari Pulau Enggano, tak lepas dari upaya pemerintah membangkitkan potensi wisata agar menarik kunjungan wisatawan asing.
Di sini, pesona wisata yang ditawarkan mulai dari danau Bak Blau di Meok, wisata batu lobang di Banjarsari, wisata Pulau Dua di Kahyapul Pulau Merbau di Kahyapu hingga kolam Podipo.
BACA JUGA:BREAKING NEWS: Kepala MAN 2 Kepahiang Bersama Bendahara dan Kepala TU jadi Tersangka, Ini Kasusnya
Itu lah sekilas gambaran Pulau Enggano terkini, yang telah jadi perhatian utama pemerintah. Jauh sebelumnya, Enggano hanyalah sebuah sebuah pulau yang terpinggirkan.
Penduduk di dalamnya, yang terdiri dari 5 suku utama yakni, Kauno, Kaitora, Kaaohoa, Kaarubi, Kaaruba, dan satu suku lainnya atau Kamay seakan bukanlah bagian dari NKRI. Wajar saja, sejak lama pulau enggano terpinggirkan tak seperti pulau-pulau lainnya yang ada di Indonesia.