“Dulu memeng pernah terjadi keributan akibat langkanya solar sekarang hal tersebut sudah tidak terjadi,” jelas Rudi.
Mengingat bahwa BBM adalah bahan paling pentik untuk nelayan jika nelayan tidak memiliko bahan bakar maka imbas yang akan terjadi para nelayan tidak akan melaut.
BACA JUGA:575 PPPK Pemprov Bengkulu Terima NIP, Sisa 93 Lagi, Gunawan: Masih Berproses
BACA JUGA:Juni, Pemkot Salurkan Dana Hibah Pilwakot Tahap Pertama, Jumlahnya Rp14,8 Miliar
“Wajar saja rebut kan BBM untuk kami nelayan pentingh,” terang Rudi.
Jaka (34) salah satu Oprator SPBN yang sedang berjaga menjelaskan untuk persedian di pastikan aman.
Namun untuk memastikan persedian aman dan itu hanya terhitung puluhan kapal yang ada di dermaga TPI saja.
“Kalau untuk puluhan kapal saja 4 SPBN bisa mengamankannya,” terang Jaka.
Jika lebih dari itu maka tidak akan cukup, namun untuk perbaikan bangunan Jaka mengungkapkan alokasi dana tersebut nantinya didapat dari putaran keuntungan BBM saja.
“Kalau lebih dari itu saya bingung juga yang pasti tidak akan cukup,” ungkap Jaka.
Pasalnya SPBN yang dikelola Jaka dan teman teman adalah koperasi bantuan ditambah dengan swadaya bukan milik pemerintah.
“4 SPBN di sini milik perseorangn bukan pemerintah hal itu yang harus digaris bawahi,” tegas Jaka.
Jadi untuk dana akan menganggarkan pribadi tidak dengan memintah dari pemerintah, dan juga sebenarnya para nelayan untuk mengatur BBM tidak perlu campur tangan pemerintah karena mereka juga bisa melakukan itu.
“Untuk mengatur persedian dan sebagainya kami bisa sendiri tidak perlu campur tangan yang lain,” tutup Jaka.