Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot dan ketegangan pada otot-otot punggung, leher, dan bahu.
Akibatnya, seseorang bisa mengalami nyeri kronis dan kekakuan pada area tersebut.
Selain itu, postur tubuh yang buruk akibat membawa tas berat dapat mempengaruhi keseluruhan keseimbangan tubuh dan mengubah cara seseorang berjalan.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan deformitas tulang belakang, seperti skoliosis, yang sangat sulit untuk diperbaiki tanpa intervensi medis yang signifikan.
2. Tekanan pada Tulang Belakang
Tulang belakang manusia dirancang untuk menopang berat badan dan membantu mobilitas.
Namun, menambahkan beban berlebih dari tas kerja dapat memberikan tekanan ekstra pada tulang belakang, terutama pada daerah lumbal atau punggung bawah.
Tekanan ini bisa menyebabkan berbagai masalah, mulai dari herniasi diskus (pergeseran bantalan tulang belakang) hingga cedera saraf yang serius.
Ketika diskus tulang belakang tertekan secara berlebihan, bagian dalamnya yang lunak bisa terdorong keluar dan menekan saraf di sekitarnya.
Ini dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam, mati rasa, atau kesemutan di punggung bawah dan kaki, kondisi yang dikenal sebagai linu panggul atau sciatica.
3. Nyeri Bahu dan Leher
Membawa tas berat, terutama yang hanya disandang pada satu bahu, dapat menyebabkan nyeri yang signifikan pada bahu dan leher.
Beban yang tidak merata ini menempatkan tekanan tambahan pada otot trapezius, yang membentang dari leher hingga bahu.
Akibatnya, otot ini bisa menjadi tegang dan menyebabkan nyeri kronis.
Selain itu, beban berat pada bahu juga dapat mempengaruhi sirkulasi darah dan menyebabkan mati rasa atau kesemutan di lengan dan tangan.
Dalam beberapa kasus, tekanan yang berkelanjutan pada saraf-saraf di bahu bisa menyebabkan kondisi yang lebih serius, seperti sindrom bahu beku (frozen shoulder).