KORANRB.ID – Pada medio tahun 2000-an hingga awal 2010-an, dunia sepakbola dikejutkan dengan munculnya teknik bermain sepakbola tiki-taka.
Gaya bermain ini sempat menarik perhatian dunia sepakbola, sebelum akhirnya hancur disebabkan perkembangan strategi dan gaya bermain tim-tim eropa sesuai dengan perkembangan zaman.
Tiki-taka dikenalkan oleh FC Barcelona dan diadopsi oleh Tim Nasional Spanyol, tiki-taka menghasilkan banyak gelar dan pujian.
Namun, beberapa tahun terakhir menunjukkan penurunan efektivitas gaya ini. Artikel ini menjelaskan detail tentang hancurnya tiki-taka dalam sepakbola dunia.
BACA JUGA:7 Gejala PCOS yang Perlu Kamu Ketahui, Salah Satunya Perubahan Mood
Tiki-taka adalah filosofi permainan yang menekankan penguasaan bola melalui umpan-umpan pendek dan cepat.
Gaya ini bertujuan untuk mengendalikan permainan, menjaga possession, dan menunggu celah untuk menyerang.
Pelatih seperti Pep Guardiola di Barcelona dan Vicente del Bosque di Tim Nasional Spanyol adalah tokoh kunci dalam penerapan strategi ini.
Puncak kejayaan tiki-taka terlihat jelas dalam dominasi Barcelona dan Spanyol. Barcelona memenangkan banyak trofi termasuk Liga Champions UEFA 2009 dan 2011 di bawah Pep Guardiola.
Sementara itu, Tim Nasional Spanyol meraih gelar Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010.
BACA JUGA:Berikut Penyebab Gelombang Pasang, Dampak Yang Ditimbulkan Serta Cara Mitigasi
1. Adaptasi Taktis Lawan
Lawan-lawan mulai memahami cara efektif untuk melawan tiki-taka. Tim-tim seperti Chelsea (di Liga Champions 2012) dan Bayern Munchen (di Liga Champions 2013) menggunakan strategi bertahan yang ketat dan serangan balik cepat untuk menghancurkan penguasaan bola Barcelona.
2. Evolusi Taktis
Sepakbola terus berkembang, dan gaya bermain yang lebih fisik serta langsung mulai mengemuka.