Strategi pressing tinggi (high pressing) dan gegenpressing, yang dipopulerkan oleh pelatih seperti Jürgen Klopp, menjadi cara efektif untuk mengganggu permainan berbasis penguasaan bola.
3. Pergantian Generasi Pemain
Pemain kunci seperti Xavi Hernandez, Andrés Iniesta, dan Sergio Busquets memiliki peran vital dalam menggerakkan tiki-taka.
Dengan menua dan pensiunnya pemain-pemain ini, sulit bagi Barcelona dan Spanyol menemukan pengganti yang setara.
BACA JUGA:Cabuli Bocah Tetangga, Warga Talo Kecil Diamankan Polisi
4. Tekanan Fisik dan Intensitas Tinggi
Tim-tim sepakbola khususnya di Liga Eropa saat ini, mulai menggunakan strategi dengan tekanan fisik yang tinggi, tidak memberi waktu dan ruang bagi para pemain tiki-taka untuk mengatur permainan.
Intensitas permainan yang meningkat mengakibatkan tiki-taka sulit diterapkan dengan efektif.
5. Keinginan untuk Fleksibilitas
Pelatih modern mulai mencari fleksibilitas taktis yang lebih besar.
Mereka mengombinasikan berbagai gaya permainan sesuai kebutuhan situasi dan lawan.
Hal ini mengurangi ketergantungan pada satu filosofi tertentu seperti tiki-taka.
Studi Kasus Bayern Munchen vs Barcelona (Liga Champions 2013)
BACA JUGA:Alhamdulillah! TPG TW I 2024 Akhirnya Cair Juga, Buat Sekolah Anak
Pertandingan semifinal Liga Champions 2013 antara Bayern Munchen dan Barcelona adalah contoh jelas dari hancurnya tiki-taka.
Bayern, dengan strategi pressing tinggi dan serangan balik cepat, menghancurkan Barcelona dengan agregat 7-0.