KORANRB.ID - Abrasi di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah semakin meluas.
Terbaru dua unit rumah warga dan gapura penangkaran penyu ambruk akibat terjangan abrasi.
Jika kondisi ini tak segera ditindaklanjuti, bukan tak mungkin gedung penangkaran penyu satu-satunya di Provinsi Bengkulu akan ikut hanyut.
Salah satu pemilik rumah yang ambruk, Dani mengungkapkan, gelombang pasang yang terjadi dalam 2 hari terakhir semakin membuat abrasi di pantai Desa Pekik Nyaring semakin parah.
BACA JUGA:Jangan Salah Kaprah, Begini Penghitungan Pemutihan Pajak Kendaraan 2024
“Dengan kejadian ini kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya pasrah dan menyelamatkan diri saat dapur rumah saya ambruk dan runtuh akibat gelombang besar," katanya.
Dengan kejadian ini, ia sangat menyayangkan respon dari pemerintah yang sangat lambat.
Baik itu dari pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Palembang, Pemerintah Provinsi Bengkulu maupun Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah.
Padahal abrasi ini sudah kerap terjadi beberapa tahun terakhir ini, namun tindaklanjutnya tak ada.
Jika ditotalkan, sudah 4 rumah yang runtuh akibat dampak bencana abrasi di Desa Pekik Nyaring.
BACA JUGA:Sekdaprov Bengkulu Lantik 4 Pejabat Baru, 2 Lagi Menyusul, Ini Daftar Namanya
"Kami sangat berharap pemerintah bisa segera memberikan penanganan agar abrasi tidak semakin meluas," harapnya.
Sementara itu, Petugas BBWSS VII Palembang sudah memasang 900 geobox di sepanjang pantai abrasi di Desa Pekik Nyaring, Rabu 5 Juni 2024.
Geobox berupa karung yang berisikan pasir dan dipasang di sepanjang lokasi abrasi.